Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT), Rachmat Makassau, memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa di Universitas Widyatama

PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT), sebelumnya bernama PT Newmont Nusa Tenggara, perusahaan tambang di Indonesia yang mengoperasikan tambang Batu Hijau. Tambang tersebut adalah tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia dan merupakan aset berkelas dunia. Perusahaan (AMNT) memiliki beberapa prospek lain yang sangat menjanjikan di area konsesi tembaga dan emas yang terletak di Kabupaten Sumbawa Barat, Propinsi Nusa Tenggara.

Pada acara kuliah umum ini beliau memberikan kiat-kiat dan tips, khususnya bagi mahasiswa yang akan lulus dan berniat masuk ke dunia kerja. “Bila kita akan masuk ke dunia kerja, persiapan itu adalah hal yang paling penting, Karena dunia ini jauh dari kondisi ideal seperti hanya ketika anda masih berkuliah”, ucap Rachmat Makkasau.

Apa saja yang harus dipersiapkan dalam masa ini, yang pertama adalah buatlah rencana apa yang akan dituju oleh para mahasiswa. “Tujuan akan membawa anda kearah di mana anda ingin berakhir seperti apa,” kata Rahmat Makkasau.

Yang kedua, tetap belajar khususnya dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi, untuk bisa bergaul di semua kalangan. Karena hal itu adalah salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa UTama. Dengan kemampuan tersebut akan meningkatkan kepercayaan diri dan yang Ketiga, tetap berfikir positif, karena bisa mendorong ke arah yang benar

Rektor Universitas widyatama mengatakan, bahwa kegiatan kuliah umum ini sebagai upaya mewujudkan kesiapan mahasiswa UTama dalam menyambut era revolusi industri 4.0.  Salah satunya dengan menggandeng PT Amman Mineral, perusahaan tambang terbesar nomor dua di Indonesia yang menangani banyak tambang-tambang besar.  “Kami melakukan kerjasama dengan mereka, hal ini merupakan upaya kolaborasi pihak kampus dengan dunia industri,” ucap Prof Obi.

Untuk meningkatkan kompetensi lulusan, Universitas Widyatama telah memiliki ijin tujuh skema sertifikat profesi dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kementrian Tenaga Kerja. Menurutnya syarat umum untuk memiliki sertifikat LSP adalah lulus secara komprehensif dari pelatihan selama dua bulan, kemudian diuji dan hasilnya akan diberi sertifikat LSP. “Cara lain mendapatkan sertifikat LSP, tanpa pelatihan juga bisa, yaitu dengan cara memasukan materi pelatihan LSP dalam kurikulum dan ini yang kami lakukan di Widyatama,” terang Prof Obi.

Acara seminar ini dilaksanakan pada hari Kamis (19/9/2019) di Gedung Serbaguna Universitas Widyatama.