Tingkatkan Profesionalisme, Dosen FISIP Universitas Widyatama Disiapkan Membuat Buku Ajar Terindeks ISBN

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Widyatama (UTama), Kota Bandung terus diupayakan menjadi dosen yang semakin profesional.

Di antaranya dengan meningkatkan kemampuannya dalam hal penulisan buku ajar sesuai dengan keilmuan yang dimiliki.

Pada hari Rabu, tanggal 16 Februari 2022, beberapa perwakilan dosen dari Program Studi (Prodi) Perdagangan Internasional, Perpustakaan & Sains Informasi serta Film dan Televisi mengikuti Pelatihan Penulisan Buku Ajar. Di samping itu ada juga mahasiswa yang turut serta.

Dilaksanakan secara tatap muka langsung, umumnya mengikuti dalam jaringan (daring). Di pusatkan di Ruang Seminar Kampus UTama, Lantai VI, Jalan Cikutra No 204-A.

Dekan FISIP Universitas Widyatama, Dr. Soni A Nulhaqim, S.Sos., M.Si
Dekan FISIP Universitas Widyatama, Dr. Soni A Nulhaqim, S.Sos., M.Si

Pematerinya, Santoso Tri Raharjo, Dosen FISIP Universitas Padjadjaran (UNPAD), yang telah menelurkan sekitar 140 buku yang tercatat di Perpustakaan Nasional, hasil buah pikirannya. Jumlah itu belum termasuk buku yang ditulis bersama rekan-rekannya.

Menurut Santoso untuk menjadi penulis ada tiga unsur yang harus dimiliki, yakni atittude (sikap), skill (keahlian) dan knowledge (pengetahuan). Namun yang paling penting harus memiliki atittude.

Menurutnya atittude itu sikap kemauan, terlebih bisa menghargai dirinya sendiri. Berikutnya kekuatan yang dimiliki, seperti sumber sehat, keluarga dan lainnya.

“Sudah bisa hadir di dalam kegiatan ini, juga menjadi dosen dan mahasiswa itu kekuatan. Tinggal kita mau memanfaatkannya atau tidak. Belum lagi lingkungan sekitar keluarga, teman-teman, teman dosen jadi full of resources. Kita tinggal manfaatkan, saling memperkuat, supaya mau melakukan. Kalau sudah melakukan dan mewujud, akan muncul ke arah kualitas,” imbuhnya.

Masih kata Santoso, para peserta sudah ada di tahap awal, bagaimana mereka para dosen dan para mahasiswa mau menulis apapun. Karena akan sangat bermanfaat untuk melatih kemampuan dan  pengetahuan. Poin pentingnya hargai diri sendiri dengan strength perspektif.

Di samping itu untuk menulis juga perlu adanya pendampingan, saling memperkuat dan tidak menghakimi.

“Apakah semua bisa menjadi penulis, bisa. Bahkan kalau tidak mau menulis bisa saja ngomong kemudian dipangnuliskeun. Jadi sebetulnya tidak ada hambatan untuk membuat orang menulis, yang ada itu hambatan dari diri sendiri, ketakutan, takut salah, takut ditertawakan dan sebagainya,” kata Santoso yang dalam setahun bisa menulis dua sampai empat buku.

Oleh sebab itu dalam kegiatan tersebut, sebetulnya bagian untuk saling menguatkan diri. Bahwa mereka bisa menulis, namun tidak boleh berhenti di situ.

Ketua Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi, Diah Sri Rejeki, S.Sos., M.I.Kom (kanan) saat menjadi moderator
Ketua Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi, Diah Sri Rejeki, S.Sos., M.I.Kom (kanan) saat menjadi moderator
“Saya juga siap untuk mendampingi untuk meyakinkan bahwa anda (para peserta) bisa. Perspektif yang tadi sulit menulis buat semua, itu juga ada di mahasiswa, begitu mereka melihat hasilnya, surprise buat mereka itu akan memperkuat dan memotivasi dia (peserta) menulis lagi,” kata Santoso.

Dirinya pun bersedia membantu mereka menulis sampai bisa menerbitkan buku yang memiliki ISBN (International Standard Book Number) Perpustakaan Nasional.

Saat ditanya tantangan para dosen dalam membuat buku ajar, menurutnya para dosen sebetulnya sudah menguasainya (materi), namun yang mengganjal biasanya dari segi struktur dan sistematika.

“Sebetulnya waktu para dosen mengajar di dalam kelas sudah memiliki bahan, mereka juga sudah baca dan analisis, makanya pede di kelas. Jadi tinggal wujudkan dalam bentuk tertulis. Makanya tugas kami mewujudkan yang tadinya lisan jadi tertulis. Sebab ucapan itu hilang, tulisan itu tinggal. Jadi sebaik apapun ucapan apabila tidak dituliskan maka akan hilang. Maka lebih baik dituliskan,” kata Santoso yang kini menjabat sebagai Kepala Pusat Studi CRS Kewirausahaan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat UNPAD.

Dirinya juga mengingatkan agar selalu konsisten dalam menulis, karena hambatannya biasanya bukan dari teknik menulis, melainkan hambatan non teknis.

Sementara itu Dekan FISIP UTama, Soni A Nulhaqim menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk memotivasi, menyemangati, memfasilitasi dan juga meningkatkan kapasitas dosen FISIP, untuk membuat buku ajar.

“Tulisan buku ajar dari Prodinya, jadi buku ajar itu sendiri kan tentunya sangat dibutuhkan sebagai bahan belajar bagi mahasiswa. Sehingga mahasiswa akan cepat memahami, memaknai berkaitan dengan mata kuliah yang diajarkan dosennya,” kata Soni di sela-sela kegiatan.

Di samping itu, maksud lainnya yakni untuk penguatan akan capaian pembelajaran di masing-masing Prodi. Sedangkan bagi dosen dengan adanya buku ajar, menunjukkan identitas keilmuannya, profesionalitasnya, sesuai dengan undang-undang.

“Para dosen harus menjadi pendidik profesional dan ilmuwan, sehingga dari buku ajar itu, ya harapannya menjadi sumber pembelajaran bagi mahasiswa dan juga menjadi inspirasi bagi akademisi yang lain. Berkenaan dengan topik, referensi, konsep-konsep dan teori-teori yang melandasinya, sehingga pada akhirnya buku tersebut akan menjadi referensi, baik bagi mahasiswa maupun juga ilmuwan yang lain siapa anda, yakni Dosen FISIP Widyatama menjadi hal sangat penting dari adanya buku ajar,” ungkap Soni.

Masih menurut Soni, bahwa FISIP UTama, merupakan fakultas baru,  dosen-dosennya umumnya masih muda, hal strategis harus menyiapkan buku ajar yang terindeks ISBN, menjadi rujukan yang resmi.

Karena dengan adanya buku ajar menunjukkan kualitas dari Prodi menjadi suatu penilaian dari akreditasi, yang di dalamnya terdapat struktur kurikulum, materi, Rencana Pembelajaran Semester (RPS), dan bahan ajar dari buku ajar itu sendiri, di samping power point artikel dan lain sebagainya.

“Buku ajar mengacu pada bahan ajar, RPS dan modul yang sudah disiapkan, oleh sebab itu diharapkan satu dosen bisa menulis satu buku ajar untuk menyiapkan di semester ini (genap). Pastikan mata kuliah apa yang disiapkan untuk buku ajarnya. Sehingga di akhir semester, bisa tersedia beberapa buku yang siap diterbitkan. Harapannya satu dosen satu buku untuk menyiapkan buku di semester ini,” pungkas Soni.

(Sumber: majalahsora.com)