Art Therapy Center Widyatama selenggarakan Seminar Nasional

Rabu (6/12) Art Therapy Center Widyatama menggelar Seminar Nasional bertempat di Ruang Seminar Gedung B Lantai 6 Universitas Widyatama. Tepat pukul 09.00, acara dibuka oleh dengen beberapa kata sambutan dari ketua pelaksana Gena Diniarti, M.Pd, Ketua Art Therapy Center Ibu Dr. Anne Nurfarina, M.Sn dan Ketua Badan Pengurus Yayasan Widyatama Ibu Sri Lestari, S.H. Kegiatan yang dilaksanakan berupa seminar selama 1 hari yang terbagi dalam 2 sesi. Sesi pertama membahas mengenai “humanitas kreativitas” dengan narasumber Prof. Primadi Tabrani, “Psikologi seni rupa” oleh Prof Dr. Setiawan Sabana, MFA, dan “Metode sensasi” oleh Dr. Anne Nurfarina yang juga ketua Art Therapy Center Widyatama.

 

Selanjutnya, pada sesi kedua dibahas mengenai “Asesmen anak berkebutuhan khusus usia dini” dengan narasumber Prof. Dr. Anna Alisyahbana, Sp.A, “Psikologi anak berkebutuhan khusus” oleh Dra Ema Sukaemah, Psi, dan “Art therapis” oleh Emmanuela Ariana Halim, MA AT,AThR. Kedua sesi ini akan diakhiri dengan pembacaan hasil diskusi berupa kesepakatan mengenai definisi Art Therapy, Kaidah Art Therapy, dan Sistem Art Therapy.

Hadir pada seminar ini hampir 100 peserta terdiri dari Guru SLB, Guru Sekolah Inklusif, mahasiswa Universitas Widyatama, Orangtua anak berkebutuhan khusus, terapis dan masyarakat umum. Melalui Seminar Nasional ini diharapkan dapat memperoleh definisi, kaidah, dan sistem pelaksanaan Art Therapy untuk membangun behaviour dasar serta bakat dan potensi peserta didik berkebutuhan khusus.

 

Art Therapy merupakan alternatif dari sebuah terapi yang dapat membantu anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam perkembangannya. Hambatan perkembangan ini meliputi perkembangan fisik, emosi, kondisi mental, dan perilaku.  Terapi ini didesain agar dapat mengoptimalkan kekuatan dan keunikan yang dimiliki tiap anak. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terapi seni dapat meningkatkan kemampuan motorik, meningkatkan konsentrasi/fokus, dan menstabilkan emosi. Terutama jika terapi ini dilakukan di lingkungan yang membuat anak merasa relaks dan aman. (Suzie Dalien,2014)