Universitas Widyatama Gelar Sosialisasi Sistem Informasi untuk Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Agar Asesor Tepat Sasaran

Universitas Widyatama menggelar Implementasi sistem informasi kepada Asesor yang akan melakukan asesmen Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Tipe A di Universitas Widyatama,

Universitas Widyatama menyediakan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang disediakan untuk berbagai kelompok individu, yang mungkin mendapat manfaat dari pengakuan formal atas pembelajaran dan keterampilan yang telah mereka peroleh di luar lingkungan pendidikan formal.

Kegiatan yang dilaksanakan Jumat 15 September 2023 kemarin, bertujuan meningkatkan informasi pemahaman tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).

Menurut Wakil Rektor Bidang Tridharma Perguruan Tinggi & Kemahasiswaan Dr. R. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si., Ak., CA. menjelaskan bahwa kegiatan ini sebagai sosialisasi terhadap program RPL.

“Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) merupakan proses pengakuan terhadap pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang diperoleh seseorang melalui pembelajaran formal, non-formal, dan informal sepanjang hidupnya. Implementasi sistem informasi dalam proses ini memungkinkan penilaian, verifikasi, dan validasi terhadap pembelajaran lampau dilakukan dengan lebih efisien, akurat, dan transparan. Sosialisasi implementasi sistem informasi untuk asesor yang akan melakukan RPL sangat penting,” jelas Wakil Rektor Bidang Tridharma Perguruan Tinggi & Kemahasiswaan Dr. R. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si., Ak., CA., jumat 15 September 2023 saat kegiatan Sosialisasi di HARRIS Hotel & Convention Jl. Ciumbuleuit No. 50 – 58 Hegarmanah, Bandung.

Dirinya menambahkan, bahwa pemahaman Fitur dan Fungsionalitas: Asesor perlu mengetahui bagaimana cara kerja sistem tersebut, fitur apa saja yang tersedia, dan bagaimana memanfaatkannya untuk mendukung proses penilaian RPL.

“Kegiatan ini meningkatkan Efisiensi Proses: Dengan memahami cara kerja sistem, asesor dapat melakukan penilaian dengan lebih cepat dan efisien, mengurangi kemungkinan kesalahan, dan memastikan bahwa semua langkah penilaian telah dilakukan sesuai dengan standar yang ditentukan, ” jelasnya.

Tujuan dari kegiatan ini, diakui DR. R. Wedi bahwa asesor juga harus menghindari Kesalahan: Kesalahan dalam proses RPL bisa memiliki dampak serius, seperti salah pengakuan kompetensi atau ketidaksesuaian antara hasil RPL dengan kompetensi sebenarnya dari individu yang dinilai. Sosialisasi membantu meminimalisir risiko kesalahan.

“Kami mendorong Adopsi Teknologi: Perubahan selalu menemui resistensi. Sosialisasi membantu mengurangi ketidakpastian dan ketakutan terhadap teknologi baru dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menggunakannya, ” ujarnya.

Narasumber yang hadir dalam kegiatan tersebut, Dr. Ir. Ahmad Rifandi dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, menjelaskan bahwa kegiatan ini diikuti oleh peserta Asesor , yang terdiri dari Ketua Program Studi dan calon asesor masing-masing program studi yang menyelenggarakan program RPL.

“Kami memberikan sosialisasi ini sebagai Umpan Balik: Asesor dapat memberikan masukan atau feedback mengenai sistem informasi yang diimplementasikan, yang bisa digunakan untuk penyempurnaan sistem di masa depan, ” terang Dr. Ir. Ahmad Rifandi.

Dirinya menilai, bahwa Asesor harus membangun Kepercayaan, ketika asesor memahami dan nyaman dengan sistem, mereka lebih cenderung mempercayai hasil dari sistem tersebut dan merasa lebih percaya diri dalam menggunakannya.

“Ini sebagai bentuk menjaga Integritas Proses: Sistem informasi yang baik harus dapat menjaga integritas data dan proses RPL, sehingga hasil yang diperoleh dapat dipercaya dan diakui oleh semua pihak yang berkepentingan, ” jelasnya.

Sosialisasi ini, bertujuan untuk menyebarkan informasi, meningkatkan pemahaman, dan memotivasi pihak-pihak yang berkepentingan agar mendukung dan berpartisipasi dalam program.

Dalam pelaksanaan sosialisasi, harus dilakukan langkah-langkah pelaksanaan sosialisasi.

“Asesor harus mulai tepat waktu. Tentukan waktu dan tempat yang paling sesuai untuk sosialisasi. Pilih lokasi yang mudah diakses oleh peserta dan waktu yang tidak mengganggu aktivitas rutin mereka, ” jelasnya.

Selain itu, literasi mengenai informasi, menjadi sangat penting agar tidak salah memberi informasi.

“Sebarkan informasi tentang sosialisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Ini bisa dilakukan melalui surat undangan, email, media sosial, atau media lainnya.
Pelaksanaan Sosialisasi: Pada hari pelaksanaan, pastikan segala sesuatunya berjalan dengan lancar. Mulai dengan pembukaan, presentasi materi, sesi tanya-jawab, hingga penutupan,” terangnya.

Dalam pelaksanaan kepada peserta RPL, diharapkan menggunakan media visual seperti slide presentasi untuk meningkatkan pemahaman peserta.

“Antara Asesor dan peserta RPL, harus ada Interaksi dan Diskusi: Berikan kesempatan bagi peserta untuk bertanya dan berdiskusi. Interaksi ini akan meningkatkan pemahaman dan keterlibatan mereka dalam proses RPL, ” jelasnya.

Selanjutnya, pihak asesor harus melakukan evaluasi.

“Setelah sosialisasi selesai, lakukan evaluasi untuk mengetahui efektivitas sosialisasi. Evaluasi ini bisa melalui kuesioner, wawancara, atau diskusi kelompok. Hasil evaluasi akan menjadi masukan untuk perbaikan sosialisasi di masa mendatang, ” ujarnya.

Evaluasi harus dilakukan berdasarkan feedback dari peserta.

“Ini harus jadi komunikasi dua arah, yakni menentukan tindak lanjut yang diperlukan, seperti penyelenggaraan pelatihan lanjutan, workshop, atau pertemuan tambahan, terangnya.

Tak lupa asesor juga harus mendokumentasikan seluruh proses sosialisasi, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya. Ini akan membantu dalam pelaporan dan perencanaan sosialisasi berikutnya.

“Dengan pelaksanaan sosialisasi yang sistematis dan terstruktur, diharapkan calon asesor dan pihak-pihak terkait lainnya akan lebih memahami dan mendukung proses Rekognisi Pembelajaran Lampau, ” pungkas Dr. Ir. Ahmad Rifandi dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.