Tips Jitu Mengelola Uang Dan Bisnis Ala Mahasiswa Menurut Ligwina Hananto Pakar Finansial Ternama

Pakar Finansial ternama Ligwina Hananto, menjadi pemateri pada kegiatan Kuliah Praktisi bagi mahasiswa Program Studi Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa, Universitas Widyatama (UTama) Kota Bandung, mengenai cara mengelola uang dan memulai bisnis bagi mahasiswa.

Beberapa tips jitu ia berikan kepada peserta web seminar (webinar) yang diadakan melalui zoom meeting, dengan tema “Atur Uang Dan Bisnis A La Mahasiswa”, Sabtu (29/5/2021).

Kata Ligwina mahasiswa harus paham mengenai konsep Menghasilkan Uang, Berbelanja, Bersedekah, Menabung dan Investasi (MBBMI).

“Kita sedari kecil diharuskan belajar menabung. Padahal yang paling utama itu belajar mengatur keuangan,” kata Ligwina, yang juga Founder dan CEO Quamma, financial trainer, artis film dan juga dosen ekonomi, saat memaparkan materinya.
Ligwina Hananto, sedang memaparkan materi kegiatan
Ligwina Hananto, sedang memaparkan materi kegiatan
“Artinya untuk seorang anak muda, seperti mahasiswa, harus pandai mengatur keuangan yang dihasilkan oleh mereka,” imbuh Ligwina.

Bagi mahasiswa menghasilkan uang bisa dari uang saku, angpao THR,  kerja freelance dagang dan bisnis. Intinya ada kerja keras baru uang hadir. Jadi mengerti cara hasilkan uang.

Berikutnya berbelanja, menurut pakar finansial dan juga komikus stand up comedy, dalam berbelanja para mahasiswa akan belajar mengenai proses mengambil keputusan. Apakah uangnya akan dibelanjakan untuk barang kualitatif atau kuantitatif.

Sehingga ke depan mereka bisa mengambil keputusan dari hal berbelanja sesuai dengan kepentingan atau keperluannya.

Wakil Dekan Fakultas Bahasa, Uning Kuraesin, M.Pd
Wakil Dekan Fakultas Bahasa, Uning Kuraesin, M.Pd

Kemudian menabung, kata Ligwina mahasiswa harus tahu tujuan menabung, agar ada manfaat, semangat, termasuk latihan. Karena tanpa itu tidak sedikit yang gagal.

“Contohnya menabung untuk barang berkualitas dan kapan belanja barang kuantitatif, ternyata butuh latihan. Misalkan saya membeli sepatu harga Rp 200 ribuan ternyata hanya kuat dipakai beberapa bulan. Maka saya semangat menabung dengan tujuan membeli sepatu lebih mahal (dua jutaan). Setelah dipakai ternyata sepatunya lebih awet, bisa dipakai lebih dari dua tahun,” terangnya.

Selanjutnya yang tidak kalah penting yaitu berbagi, karena kata Ligwina saat bersedekah tidak membuat kita miskin.

“Ada hak orang lain pada harta kita (uang), seperti untuk anak yatim, dhuafa, infak mesjid dan donasi lain. Hal tersebut bisa mengobati jiwa,” kata Ligwina.
Kaprodi S1 Bahasa Jepang UTama, Dinda Ranadireksa, Ph.D.
Kaprodi S1 Bahasa Jepang UTama, Dinda Ranadireksa, Ph.D.

Sedangkan menabung juga bisa untuk investasi seperti melanjutkan kuliah S-2, S-3, untuk modal bisnis dan banyak lagi.

Terkait dengan memulai bisnis dirinya memberikan tips, agar dalam memulai bisnis diawali dengan belajar berdagang.

“Bisa menjual risoles, kerudung, menjual kopi dan lainnya. Modalnya dari uang sendiri bukan hasil meminjam, fokus pada calon pembeli, menjual produk yang dibutuhkan, siap gagal, menurunkan level (tidak gengsi) dan lainnya. Karena usia 17-21 tahun penting untuk ekspolarisi ekperimen. Biasanya yang cepat kaya cepat bangkrut,” kata Ligwina.

Selanjutnya harus melakukan survei dan menjual barang yang memang diperlukan atau dibutuhkan oleh masyarakat.

Sementara itu Dinda Ranadireksa, Ph.D., Kaprodi S1 Bahasa Jepang UTama mengatakan, tujuan diadakannya webinar itu, agar mahasiswa Prodi Bahasa Jepang dapat adaptif terhadap kebutuhan zaman, terutama di masa pandemi mendukung program Kampus Merdeka.

“Kemampuan mengelola keuangan dan berbisnis akan membantu mahasiswa mandiri dalam situasi apapun, dan memudahkan mereka dalam dunia kerja di kemudian hari,” kata Dinda.

Adapun peserta Kuliah Praktisi ini, yaitu seluruh mahasiswa Prodi Bahasa Jepang S-1, D-III, mahasiswa Prodi Bahasa Inggris, termasuk para dosen Bahasa Jepang.

Masih menurut Dinda animo mahasiswa terhadap acara tersebut sangat baik, terbukti dengan antusias para peserta yang bertanya dalam kolom chat, mengenai bagaimana membuat keuangan pemasukan dan pengeluaran agar sesuai budget.

Termasuk menanyakan cara mengelola bisnis dengan rekan bisnis, agar terhindar dari konflik serta bagaimana membangun bisnis dari awal.

“Dengan kegiatan ini kami dari Prodi Bahasa Jepang Universitas Widyatama berharap bisa membawa manfaat dan inspirasi bagi mahasiswa khususnya dan dosen pada umumnya,” pungkas Dinda.

(Sumber : majalahsora.com)