Atalia Praratya Kamil Bicara Karakter dan Soft Skill di hadapan Peserta PPU Universitas Widyatama

SABACIREBON – Membangun karaklter dan soft skill yang kuat menjadi dua hal penting yang perlu dimiliki oleh setiap individu termasuk mahasiswa, agar dapat menjadi manusia unggul yang cerdas, berkarakter serta mampu bersaing di kemudian hari.

Hal ini disampaikan isteri Gubernur Jabar, Atalia Praratya Kamil, ketika berbicara di hadapan 723 orang calon mahasiswa Universitas Widyatama secara langsung, serta diikuti pula oleh 869 calon mahasiswa lainnya secara daring via zoom meeting pada kegiatan Program Pengenalan Universitas (PPU) Widyatama, Rabu (24/08).

Universitas Widyatama (UTama) dalam tahun perkuliahan 2022-2023 menerima 2.102 mahasiswa yang terdaftar di lima fakultas dan satu program Pascasarjana. Dari jumlah itu 1.592 orang mendapat giliran pertama menjalani Program Pengenalan Universitas (PPU)secara hybrid.

Atalia Praratya yang juga salah seorang dosen di universitas itu menekankan bahwa untuk menjadi individu unggul tidak hanya cukup memiliki Pendidikan formal yang tinggi, namun harus juga diperkuat dengan karakter dan soft skill yang memadai.

Pada kesempatan pemaparannya tentang pentingnya memiliki Karakter dan Soft Skill, ibunda dari almarhum Eril yang putranya itu mendapat musibah dan wafat di Swiss beberapa waktu lalu, memberikan contoh sebuah konten tayangan dari salah satu media sosial yang dinilainya sudah offside karena pembuatannya tidak memperhatikan faktor etika.

Atalia berkomentar: “Untuk membuat konten apalagi menjadi viral, (pembuat) harus tetap berlandaskan kepada oleh etika. Adanya kemajuan teknologi menuntut SDM yang unggul. Kita harus mampu bersaing dengan manusia lainnya. Kita bukan siapa-siapa, jika kita tidak memiliki keunikan dan keunggulan.”

Pada bagian lain pemaparannya, isteri Ridwan Kamil juga mengingatkan, untuk dapat mencapai era generasi emas, maka generasi muda harus terpenuhi kebutuhan jasmaninya antara lain melalui kegiatan berolahraga dan tetap mengkonsumsi makanan-makanan dengan gizi seimbang.

Selain itu juga untuk mencapai sebuah generasi emas, dalam pemaparan yang dihadiri peserta calon mahasiswa, pengurus Yayasan Widyatam, Rektor serta para dekan dan dosen, menurut Atalia juga penting diperhatikan pemenuhan kebutuhan pikiran dengan nutrisi otak melalui budaya literasi dan pendidikan yang baik. “Penuhi kebutuhan sosial dengan menerapkan akhlak dan perilaku yang mulia,” tambahnya.

Di penghujung pemaparannya yang mendapat perhatian penuh seluruh peserta PPU dan tamu undangan, dia mengingatkan betapa pentingnya memenuhi kebutuhan jiwa melalui pendekatan agama antara lain dengan rajin beribadah.

Sedangkan bicara mengenai peristiwa musibah dengan wafatnya Eril, dinilainya menjadi sebuah fenomena yang sangat luar biasa. Terutama begitu banyaknya yang mempertanyakan, amal apa yang telah dilakukan almarhum beserta kedua orang tuanyanya.

Ibunda almarhum Eril mengatakan, “Ilmu itu penting sebagai sebuah kendaraan agar kita sampai tujuan tepat sasaran,” seraya berpesan kepada seluruh peserta PPU:”maksimalkan waktumu untuk bekal di masa depan.”***