Tantangan SDM Indonesia Dalam Menghadapi Asean Economic Community 2015

IMG_1273

Bandung (16/03/2015), Universitas Widyatama bekerjasama dengan Universitas Selangor Malaysia (Unisel) menyelenggarakan Seminar Internasional dengan Tema “Toward Increase of Human Quality Standard for Asean Economic Community in 2015” Malaysia-Indonesia International Postgraduate Social, Economic, Science, and Education Research Seminar 2015. Dihadiri oleh beberapa partisipan seperti Universitas Batanghari Jambi, Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, dan Mandala Institute. Seminar tersebut mengangkat bahasan yang sedang hangat di dunia pendidikan negara Asia khususnya. Permasalahan Kualifikasi Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Negara harus disetarakan dengan kurikullum serta kebutuhan sebuah perusahaan dalam mencari seorang pegawai. Menghadapi Asean Economic Community atau yang biasa kita sebut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), sebuat output Universitas harus memiliki nilai lebih sehingga memiliki daya saing yang merata dengan dunia.

 

Dihadiri oleh Rektor Universitas Widyatama beserta jajaranya, Ketua Yayasan Widyatama serta tamu dari Unisel dan beberapa Universitas tamu yang menghadiri acara seminar. Diawali dengan pembukaan, acara di lanjutkan oleh pemaparan materi dan pokok pembahasan oleh Rektor Universitas Widyatama Dr. H. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., C.A dan Dr. AzaAzlina Md. Kassim sebagai perwakilan dari Universitas Slangor serta Prof. Dr. Davidescu Cristiana Victoria M, M.A.

Aspek Sosial, Ilmu Pengetahuan Teknologi, Ekonomi, Bisnis, serta Wawasan Pengetahuan merupakan titik penjurusan peningkatan Sumber Daya Manusia lulusan Universitas yang ada di seputar Asian agar dapat bersaing dengan lulusan Universitas dunia.

“Dengan memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, maka pasti akan terjadi masa tunggu lulusan yang sangat cepat. Semakin cepat serapan lulusan, semakin baik juga poros pendidikan di suatu institusi tersebut”, ujar Dr. H. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., C.A dalam pemaparan materinya.

Kehadiran Asean Economic Community bisa membantu ketidakberdayaan negara-negara Asean dalam persaingan global ekonomi dunia yaitu dengan membentuk pasar tunggal yang berbasis di kawasan Asia Tenggara. Liberalisasi di bidang jasa yang menyangkut sumber daya manusia mungkin akan tampak terlihat jelas karena menyangkut tentang penempatan tenaga terampil dan tenaga tidak terampil dalam mendukung perekonomian negara. Namun, yang paling banyak berpengaruh dan sangat ditekan dalam Asean Economic Community adalah tenaga kerja terampil.

Untuk memfasilitasi liberalisasi jasa dan mempermudah mobilisasi tenaga kerja professional lintas negara dalam kawasan Asean, dipandang perlu ada kesepakatan pengakuan tenaga profesional di bidang jasa yang diwujudkan dalam nota saling pengakuan . Tugas pemerintah dan para pemangku kepentingan yang terkait ialah mempersiapkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing dengan memastikan pembangunan ekonomi dengan pembangunan manusia. Kualitas tenaga kerja yang tinggi akan hadir apabila kualitas pembangunan manusia Indonesia berdaya saing unggul.

Sebanyak 110 Dosen dari setiap partisipan Universitas memaparkan materi yang menyangkut mengenai Asean Economic Community 2015. Proses presentasi tersebut pun merupakan suatu hal yang dapat menunjang seorang dosen dalam peningkatan Jabatan Fungsional di homebase Universitas yang mereka Jabat. Dengan terselengganya Seminar Internasional ini, akan ada wacana bahwa Universitas Widyatama akan bekerjasama dengan 3 Negara Asia lainnya dalam penyelenggaraan Seminar selanjutnya.