Universitas Widyatama mengadakan Forum Dosen dengan agenda “Sosialisasi Perpindahan Program Studi Perdagangan Internasional dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Rabu (17/05). Pembukaan acara ini dimulai dengan sambutan oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr. H. Nuryaman, S.E., M.Si., AK., C.A.

Forum dosen ini dihadiri oleh Ketua Pembina Yayasan Widyatama, Sri Juniati,S.E., MBA., Ketua Pengurus Yayasan Widyatama, Roeshartono, S.T., MCEM., MBA. beserta jajarannya, Rektor Universitas Widyatama, Prof. Dr. Dadang Suganda M. Hum., Wakil Rektor Bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi, Dr. R. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si.,Ak.,CA., dan Dekan FISIP Universitas Widyatama, Dr. Soni Akhmad Nulhaqim, S.Sos., M.Si., yang juga turut hadir sebagai pembicara dalam agenda kali ini.

Adapun tujuan dilaksanakannya agenda ini adalah yang pertama untuk silaturahmi dan sosialisasi dan yang kedua sebagai selamatan atas perpindahan Prodi Perdagangan Internasional dari FISIP ke FEB. Nuryaman mengatakan latar belakang perpindahan Prodi Perdagangan Internasional ke FEB karena seharusnya berada di lingkungan ekonomi dan bisnis. FEB juga telah melaksanakan sosialisasi ini sejak beberapa waktu yang lalu. Sosialisasi kepada para mahasiswa dan orang tua mahasiswa dari Prodi. Perdagangan Internasional untuk semua angkatan yang sudah dilaksanakan pada Senin lalu (15/05).

Dari sisi yang bersinggungan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Prof. Dr. Dadang mengatakan core business ilmu perdagangan internasional ada dua sisi, pertama dari sisi Ekonomi dan yang kedua dari sisi Hubungan Internasional (HI). Maka kurikulum yang berbasis Ekonomi dan kurikulum HI harus bisa mewarnai Prodi Perdagangan Internasional. Sehingga, jembatan multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin harus menciptakan harmonisasi antara perdagangan ekonomi dan internasionalisasi di FEB dalam Prodi Perdagangan Internasional.

Dengan adanya Prodi Perdagangan Internasional di FEB, disatu sisi kurikulumnya harus linier dengan konteks ekonomi tapi disisi lain harus ada penciptaan dari internasional, sehingga kita bisa menciptakan  multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin. Karena sebagai Perguruan Tinggi, kita harus bisa menciptakan novelti keilmuan dan kebaharuan.