Rekayasa Geoteknik dan Fondasi Bangunan: Mengoptimalkan Keamanan dan Ketahanan Struktur

BANDUNG – Rabu (17/05) Prodi Teknik Sipil S1 Universitas Widyatama mengadakan Kuliah Umum dengan mengusung tema “Rekayasa Geoteknik dalam Perancangan Fondasi Dalam dan Dangkal” yang digelar di Ruang Seminar Lantai 4 Gedung A, Universitas Widyatama.
Acara ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Teknik, Dr. Didit Damur Rochman, S.T., M.T., Ketua Program Studi Teknik Sipil, Asep Setiawan, S.T., M.T., dengan pembicara yaitu Dr. Ir. Aksan Kawanda yang saat ini menjabat sebagai Direktur Teknik di Geotech Efathama yaitu perusahaan spesialis pengujian fondasi dan instrumentasi geoteknik.

Dalam pembuatan beton pada jalan tol, jembatan layang, dan konstruksi jalan lainnya hingga bisa dipakai oleh masyarakat bukanlah suatu hal yang bisa dikerjakan asal-asalan. Persyaratan struktural, safety factor, perancangan kekuatan struktur dari fondasi serta persyaratan material fondasi harus mengacu pada SNI 1726 untuk bangunan gedung dan SNI 2833 untuk jembatan konvensional. Selain itu, SNI 8460-2017 adalah sebuah standar yang berhubungan dengan beton yang digunakan dalam konstruksi bangunan gedung. Standar ini memberikan persyaratan dan aturan yang harus dipenuhi agar beton tersebut kuat, aman, dan berkualitas.
SNI ini penting untuk memastikan bahwa bangunan gedung memiliki struktur yang kokoh dan tahan lama. Dengan mengikuti standar ini, para kontraktor dan pembangun dapat memastikan bahwa beton yang mereka gunakan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, sehingga meminimalkan risiko kerusakan atau kegagalan pada bangunan. Salah satu aspek penting dalam geoteknik adalah perencanaan fondasi. Aksan mengatakan yang dimaksud seni dalam merancang fondasi adalah,

“Rekayasa Fondasi adalah gabungan antara seni dan sains. Jangan menganggapnya hanya sebagai kumpulan rumus dan grafik yang diikuti sesuai dengan panduan tertentu dalam perancangan. Penting untuk memahami bagaimana tanah dan struktur berperilaku, dasar teori yang ada, dan batasan yang ada saat melakukan perancangan.”


Dalam perencanaan pembangunan gedung, geoteknik dapat membantu dengan melakukan analisis respon dinamis dan perhitungan gempa. Analisis respon dinamis dapat membantu insinyur sipil untuk mengetahui bagaimana bangunan akan merespon terhadap guncangan akibat gempa bumi atau angin kencang. Pemilihan jenis fondasi, apakah tiang atau dangkal, tergantung pada kondisi tanah, beban bangunan, dan persyaratan desain. Fondasi tiang digunakan untuk mengatasi tanah yang kurang stabil atau memiliki daya dukung rendah, sedangkan fondasi dangkal cocok untuk tanah yang lebih stabil dan bangunan yang lebih ringan.
Dalam kesimpulannya, geoteknik memainkan peran penting dalam perencanaan pembangunan infrastruktur. Dengan memahami karakteristik tanah dan batuan, para insinyur sipil dapat merencanakan dan merancang struktur bawah tanah yang aman, stabil, dan tahan lama terhadap beban struktural dan beban lingkungan. Oleh karena itu, geoteknik menjadi elemen penting dalam rekayasa sipil dan perencanaan pembangunan.