Puluhan Dosen UTama Diberi Pemahaman Kehumasan Akademisi Dari Pakarnya

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu unsur penting untuk mendukung kemajuan sebuah lembaga maupun institusi.

Ada Berbagai upaya untuk meningkatan SDM tersebut, diantaranya dengan memberikan pelatihan.

Universitas Widyatama (UTama), salah satu kampus ternama di Kota Bandung dan Indonesia, merupakan lembaga yang sangat memperhatikan kemampuan SDM nya.

Wakil Rektor Bidang Keuangan, SDM dan Fasilitas, UTama, Dr. H. Deden Sutisna, S.E., M.Si., (kedua dari kiri)
Wakil Rektor Bidang Keuangan, SDM dan Fasilitas, UTama, Dr. H. Deden Sutisna, S.E., M.Si., (kedua dari kiri)

Diantaranya meningkatkan kemampuan kehumasan, dengan mengadakan kegiatan “Pelatihan Kehumasan Untuk Akademisi”. Digagas oleh Henry Metrya Taufik, M.M., Kepala Biro Humas, Protokoler dan Promosi UTama

Dilangsungkan, di Aula Gedung B, Lantai 4, Kampus UTama, Jalan Cikutra No 204-A, Kamis (15/4/2021).

Kegiatannya diikuti oleh para Dekan, Ketua Program Studi, Kepala Biro serta Dosen UTama dari Fakultas Teknik, Fakultas Bahasa, Fakultas Bisnis Manajemen dan Fakultas Desain Visual Komunikasi.

Wakil Rektor Bidang Keuangan, SDM dan Fasilitas, UTama, Dr. H. Deden Sutisna, S.E., M.Si., pada sambutannya mengatakan bahwa pengetahuan kehumasan perlu dipahami agar komunikasi bisa berjalan dengan baik, secara internal maupun eksternal. Sehingga bisa meningkatkan kerjasama satu sama lain, begitu juga kepercayaan masyarakat luas kepada Universitas Widyatama.

Pada kegiatan itu Yusuf Fitriadi, mantan wartawan senior ekonomi, dan pernah menjadi Kepala SDM Harian Umum Pikiran Rakyat, didaulat menjadi pematerinya.

Yusuf Fitriadi, sedang memberikan paparannya
Yusuf Fitriadi, sedang memberikan paparannya

Sebelumnya, Yudi, sapaan akrabnya, telah memberikan pelatihan penulisan release untuk para Dosen UTama. Tujuannya agar mereka memiliki kemampuan menulis yang lebih baik, mudah dicerna dan menarik, sehingga isi tulisannya  tersampaikan kepada para pembaca/khalayak umum.

Menurut Yudi, perkembangan media massa digital, semakin kritisnya pandangan masyarakat terhadap perkembangan pendidikan tinggi dan kebijakan-kebijakan pemerintah pusat dan daerah, menyebabkan perguruan tinggi manapun (termasuk Universitas Widyatama) harus memilki kemampuan kehumasan yang memadai.

Kemudian, kata Yudi, agar mampu mengelola berbagai informasi yang perlu disampaikan, menjadi suatu pemahaman yang jelas dan lengkap. Sehingga bisa tetap mempertahankan daya saingnya.

“Semua civitas akademika seyogyanya memiliki pengetahuan dasar mengenai kehumasan. Setidaknya bagi para akademisi, sebaiknya memilki kemampuan dasar kehumasan untuk berkomunikasi kepada masyarakat,” kata Yudi.

Karena, menurutnya dengan berbagai perubahan yang terjadi, akan semakin sering dihadapkan pada situasi harus berkomunikasi kepada masyarakat. Informasi seputar Tridarma Perguruan Tinggi seyogyanya bisa diolah menjadi informasi kehumasan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kegiatan Universitas Widyatama.

“Sehingga nantinya, bersama-sama dengan bagian humas, hal itu akan  memelihara dan meningkatkan citra positif lembaga. Selain Tridarma, aturan-aturan yang berkaitan dengan pendidikan tinggi juga masih sulit dipahami oleh masyarakat. Misalnya ketentuan yang menyangkut akreditasi dan pemahaman masyarakat tentang akreditasi terkadang tidak linier. Sehingga menimbulkan kesalahpahaman karena ketidaktahuan. Jika tidak direspon atau tidak diberikan penjelasan dengan tepat, dapat menimbulkan kerugian bagi lembaga,” terang Yudi.

Dari sekian banyak paparannya, ada tiga hal utama yang perlu dipahami dalam kehumasan, yaitu komunikasi, publik dan strategi.

Para akademisi, kata Yudi harus paham tentang komunikasi, paling tidak komunikasi interpersonal dan komunikasi massa. Termasuk pemahaman mengenai publik, yang dilayani kehumasan, yaitu publik internal (karyawan, pengurus organisasi) dan publik eksternal (konsumen, pemerintah, pers, masyarakat umum).

Sedangkan berbicara mengenai strategi, menjalankan kehumasan yang baik memerlukan strategi yang jitu, karena berbagai aktivitas kehumasan harus direncanakan dengan matang, berkelanjutan dan terintegrasi dengan visi misi organisasi.

(Sumber : majalahsora.com)