Pelatihan Sistem Aerasi Dari Dosen Dan Mahasiswa Teknik UTama, Bantu Masyarakat Atasi Air Bau Dan Keruh

Ketersediaan air bersih yang tidak berbau dan keruh menjadi momok bagi masyarakat di daerah perkotaan.

Tidak terkecuali di wilayah Kota Bandung, Bandung Selatan, termasuk Cimahi Selatan, umumnya kualitas air sumur dan tanahnya berbau (bau besi) dan keruh (warna kuning karat).

Udin Komarudin, Ir., MT., Ketua Prodi Teknik Mesin UTama, mengungkapkan, itu terjadi karena airnya banyak mengandung Zat Besi (Fe), Mangan (Mn) serta endapan-endapan dari buangan limbah pabrik atau industri.

Untuk memecahkannya permasalahan tersebut, Program Studi (Prodi) Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Widyatama (UTama) memberikan solusinya.

Prodi Teknik Mesin memberikan pelatihan kepada Kelompok Pengguna dan Pemanfaat Air (KP2A), di daerah Ranca Bentang Utara RT 05, RW 14 Kelurahan Cibeureum, Cimahi Selatan, melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

“Kegiatannya, sudah kami laksanakan tanggal 25 September 2021. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengatasi air  bau (bau besi) dan kotor (kuning),” kata Udin, Rabu (29/9/2021).
“Salah satu proses untuk menghilangkan air yang bau dan kotor adalah dengan cara oksidasi dengan udara atau aerasi,” imbuhnya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa aerasi adalah salah satu metoda untuk menghilangan masalah air bau busuk (bau besi) dan kotor (warna kuning karat).

“Prinsip dasar aerasi adalah sebanyak mungkin air dapat bereaksi dengan udara, bisa melalui memasukan udara ke air atau dengan menyemprotkan air ke udara,” terang Udin.
“Metoda aerasi yang di terapkan dalam PkM ini adalah, air di dorong naik melalui pipa PVC, kemudian di spray sehingga membentuk seperti air hujan,” imbuhnya.

Udin berharap dengan kegiatan PKM itu mayarakat dapat membuat alat aerasi sendiri, sehingga dapat mengurangi masalah air bau dan kotor yang di masyarakat.

(Sumber: majalahsora.com)