BANDUNG – Kamis (11/05) Prodi Bahasa Jepang S1 Universitas Widyatama mengadakan Kuliah Umum pertama yang digelar secara offline pasca pandemi Covid-19. Kuliah Umum ini mengusung tema “Horenso sebagai Budaya Komunikasi Bisnis di Perusahaan Jepang” yang digelar di Ruang Seminar Lantai 4 Gedung A, Universitas Widyatama. Acara ini diselenggarakan pada pukul 09.30 hingga pukul 12.00 WIB dengan mengundang pemateri Wawan Purwanto, S.S. selaku Human Resource Development (HRD) Senior Manager di PT. Narumi Indonesia. Kegiatan ini dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa Prodi Bahasa Jepang dan beberapa mahasiswa Prodi Bahasa Inggris. Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC dan sambutan-sambutan.

Ketua Program Studi S1 Bahasa Jepang, Raden Novitasari, S.S., M.Hum dalam sambutannya menjelaskan bahwa HoRenSo merupakan akronim, singkatan dari Houkoku (報告) yang artinya melaporkan, Renraku (連絡) yang artinya mengkomunikasikan/menginformasikan, dan Soudan (相談) yang artinya berdiskusi/mengkonsultasikan. Horenso diaplikasikan dalam budaya kerja di perusahaan atau pabrik-pabrik di Jepang. Namun konsep Horenso juga bisa diaplikasikan pada lembaga atau institusi umum bahkan dalam organisasi-organisasi yang ada di lingkungan kita.

Selanjutnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dr. H. Hendar, Drs., M.Pd dalam sambutannya mengharapkan dengan adanya kuliah umum yang bertemakan tentang budaya kerja di Jepang dapat memberikan ilmu yang lebih informatif pada mahasiswa, terlebih dengan adanya pemateri yang merupakan lulusan Program Studi S1 Bahasa Jepang Universitas Padjadjaran sehingga dapat memotivasi para mahasiswa untuk mengejar kesempatan dan mendapat kiat-kiat untuk sukses.

Memasuki acara inti yaitu kuliah umum dengan tema “Horenso sebagai Budaya Komunikasi Bisnis di Perusahaan Jepang” yang disampaikan oleh pemateri Wawan Purwanto, S.S. selaku Human Resource Development (HRD) Senior Manager di PT. Narumi Indonesia dan Moderator Uning Kuraesin, Dra., M.Pd. selaku Dosen Prodi S1 Bahasa Jepang yang juga menjabat sebagai Sekretaris Universitas.

Wawan mengatakan dalam presentasinya bahwa,

“Horenso bukan sebuah keterampilan semata, namun terkait dengan budaya. Horenso mengedepankan pada tanggung jawab terhadap kepercayaan yang diberikan untuk diselesaikan dengan komunikasi antar anggota tim.”

Secara sederhana, konsep Horenso ini adalah sebuah tata cara berkomunikasi untuk mengatasi suatu permasalahan di tempat kerja. Tujuannya agar komunikasi dan penyampaian informasi tersampaikan dengan cepat sehingga dapat berjalan dengan baik dan benar, serta setiap progress atau kemajuan dari suatu pekerjaan bisa diketahui oleh banyak orang karena adanya laporan yang intensif secara rutin.

Horenso erat dengan hierarki yang ada dalam perusahaan karena adanya kegiatan pelaporan oleh karyawan yang harus selalu melaporkan hasil kerjanya kepada atasan. Kemudian, atasan dan bawahan atau antar rekan kerja saling berbagi informasi yang diikuti dengan kegiatan konsultasi dengan bertukar pendapat untuk mendapatkan ide/saran perbaikan.

Hal-hal terpenting dalam konsep Horenso adalah cara penyampaian yang mudah, mendetail dengan 5W+1H (What, Who, When, Where, Why + How) dan berisi kesimpulan yang ringkas, sampaikan ide perbaikan, laporkan secepatnya, pro-aktif bertanya, dan perhatikan waktu saat melaporkan atau berdiskusi. Baiknya tetapkan waktu luang untuk mengadakan briefing, meeting mingguan, dll. Kemudian acara ditutup dengan sesi tanya jawab.