Universitas Paramadina Jakarta melakukan studi banding ke Art Therapy Center (ATC) Widyatama Bandung, Jumat (12/05). Tujuan diadakannya studi banding ini untuk mempelajari dan memahami penanganan mahasiswa berkebutuhan khusus di perguruan tinggi. Acara dimulai dengan pembukaan oleh pembawa acara, sambutan, pertunjukan musik, dilanjutkan dengan sesi diskusi, foto bersama, dan tur ke ruang Art Therapy Center Widyatama.
Art Therapy Center (ATC) Widyatama didirikan pada tahun 2014 oleh Dr. Anne Nurfarina, S.Sn.,M.Sn. dengan fokus memberikan akses pendidikan kepada siswa-siswa berkebutuhan khusus yang membutuhkan pendidikan lanjutan setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Pendirian ATC Widyatama merupakan bentuk kepedulian Yayasan Widyatama yang didirikan oleh Alm. Prof. Dr. Hj. Koesbandijah Abdoel Kadir, MS, Ak., terhadap pendidikan bagi anak-anak bangsa, termasuk penyandang disabilitas di Indonesia.
Ketua Pembina Yayasan Widyatama, Sri Juniati, S.E., MBA, menjelaskan bahwa alasan penggabungan Art Therapy Center Widyatama dengan Universitas Widyatama yaitu untuk membuat suasana pembelajaran di ATC menjadi lebih komprehensif, dan mahasiswa ATC memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-teman sejawat yang berkuliah secara reguler, sehingga tercipta suasana pembelajaran yang inklusif. Sejak hari pertama perkenalan kampus, mahasiswa Widyatama dan mahasiswa ATC sudah saling bergaul dan berbaur.
Pada tahun 2018, salah satu poin dalam Janji Mahasiswa Universitas Widyatama ditambahkan, yaitu mahasiswa diwajibkan mengakui adanya keberagaman. Keberagaman yang dimaksud tidak hanya dalam hal agama, asal-usul, atau warna kulit, tetapi juga mengakui adanya teman-teman yang berkebutuhan khusus, dengan tujuan mencegah terjadinya kasus bullying.
Dr. Fatchiah E. Kertamuda, M.Sc., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Paramadina, menekankan pentingnya hak pendidikan bagi semua warga negara berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No. 4 Tahun 2017 tentang Perlindungan Khusus Bagi Anak Penyandang Disabilitas.
Kolaborasi jangka panjang antara Universitas Paramadina dan ATC Widyatama dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi melibatkan Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Widyatama dan Program Studi Psikologi Universitas Paramadina, untuk mengembangkan metode pemberian layanan kepada mahasiswa berkebutuhan khusus.
Pemaparan tentang penanganan mahasiswa berkebutuhan khusus di perguruan tinggi disampaikan oleh Dr. Anne Nurfarina, S.Sn., M.Sn, selaku penasehat Art Therapy Center (ATC) Widyatama. Berikut ini adalah poin-poin saran SOP untuk pengajar program reguler:
- Identifikasi: Absensi manual di awal pertemuan, informasi teman/ketua kelas, dan tingkat kemampuan mahasiswa.
- Antisipasi: Pengantar kuliah dengan prinsip inklusivitas, rotasi tempat duduk, asistensi tugas individu, dan pembagian kelompok.
- Penanganan:
- Tantrum ringan hingga sedang: Kondisikan kelas, tetap tenang, ajak bicara dengan subjek, dan buat laporan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dengan saksi mahasiswa.
- Tantrum berat: Kondisikan kelas, tetap tenang, bawa subjek ke ruangan khusus (konseling), dan buat laporan BAP dengan saksi mahasiswa.
- Pemikiran bunuh diri: Tangani sesuai sumber masalahnya, komunikasikan dengan orang tua, rujuk ke psikiater, dan buat laporan BAP dengan saksi mahasiswa.
Penting untuk memastikan bahwa SOP ini sesuai dengan aturan dan regulasi yang berlaku di Universitas Widyatama serta melibatkan tim terkait seperti petugas kesehatan, konselor, dan pihak berwenang guna penanganan yang tepat dan profesional dalam situasi yang melibatkan kesejahteraan mahasiswa.