Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Berikan Kuliah Umum di Universitas Widyatama

Hampir seluruh sektor nasional harus siap menuju perubahan besar dalam menghadapi revolusi industri keempat atau Industry 4.0. Konsekuensinya, pendekatan dan kemampuan baru diperlukan untuk membangun sistem produksi yang inovatif dan berkelanjutan.

“Ketika negara masuk ke Industri 4.0, pertumbuhan industri yang menyeluruh dan berkelanjutan cenderung terjadi. Oleh karena itu, perlu upaya agar Indonesia dapat mengimplementasikan Industri 4.0,” kata Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Prof. Intan Ahmad di sela agendannya menghadiri Kuliah Umum bertema “Menjawab Tantangan Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Era Revolusi Industri Generasi 4.0” di Ruang Seminar Gedung B Lantai 6, Universitas Widyatama, sabtu (31/3).

Kuliah Umum bertema “Menjawab Tantangan Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Era Revolusi Industri Generasi 4.0”

Menurut Prof Intan, kualifikasi pekerja yang dibutuhkan setiap insan harus membiasakan diri melakukan positive work habit, dalam beraktifitas kerja. Selain itu juga ditunjang dengan skill communication dan writing in English. Hal-hal ini dirasa perlu guna menunjang perubahan industry ke arah serba teknologi..

Intan menyebutkan pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah terkait perubahan revolusi industry ini. Informasi dari BPS pada periode Agustus 2017, tercatat 8.8% atau 618.000 pengangguran di Indonesia saat ini. Angka ini bisa bertambah terkena dampak perubahan industri dan mengurangi angka pekerja manusia. Universitas perlu mencari metoda untuk mengembangkan kapasitas kognitif mahasiswa: higher order mental skills, berpikir kritis & sistemik, amat penting untuk bertahan di era revolusi industri 4.0. tambah Intan.