Program Studi Sistem Informasi Universitas Widyatama (UTama) didukung oleh LP2M UTama membuat diseminasi literasi penyebaran informasi pencegahan dan penanggulangan COVID 19 di Kota Bandung.

Berbasis media luar ruangan seperti brosur (leaflet) dan spanduk (baliho) yang digelar mulai tanggal 2 September 2021 tersebar di 4 (empat) wilayah yakni Komplek Cibolerang Indah, Komplek Grand Pinus Regency, Jalan Abdul Harris Nasution, serta Jalan Batununggal Kota Bandung.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sri Lestari, Ir., M.T., Ketua Prodi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, UTama.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kegiatan diseminasi literasi ini bertujuan untuk mengedukasi seseorang guna memiliki tingkat pemahaman literasi kesehatan yang baik.

“Sehingga mereka mampu menerapkan informasi yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari, serta memahami pentingnya literasi kesehatan bagi masyarakat. Terutama dimasa pandemi, secara sadar maupun tidak, literasi kesehatan telah menjadi solusi bagi permasalahan kesehatan di masyarakat,” kata Sri, Selasa (14/9/2021).
“Contohnya ketika membaca instruksi penggunaan obat, melakukan konsultasi kesehatan kepada dokter, mengikuti prosedur ketika olahraga, dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Tidak bisa dipungkiri COVID 19 membuat segalanya berubah, selain dampak kesehatan, muncul juga dampak-dampak lain, dalam kehidupan masyarakat sehari-hari seperti dampak ekonomi, sosial dan budaya. Dalam rangka meminimalkan resiko penularan perlu kerjasama semua pihak agar virus ini terkendali.

Oleh sebab itu ada beberapa strategi yang dapat diambil antara lain dengan mempercepat vaksin atau senantiasa berusaha keras memutus mata rantai penularan virus dengan menerapkan 3 M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak).

“Literasi informasi memang bukan barang baru. Upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui diseminasi (penyebarluasan) informasi sangat dibutuhkan dan menjadi tugas bersama pemerintah dengan seluruh komponen yang ada, mulai dari aparatur, organisasi kemasyarakatan, kelompok informasi, pegiat sosial dan tentu saja media, sehingga penting untuk mencerdaskan publik melalui diseminasi informasi yang benar, akurat dan mudah diakses oleh masyarakat, untuk mencegah terjadinya disinformasi, salah pemahaman dan kemungkinan timbulnya keresahan akibat informasi dan pemahamam yang tidak benar,” kata Sri.

Ia pun menambahkan bahwa hal-hal yang bisa direfleksikan dalam menghadapi pandemi antara lain memahami bahwa masa pandemi adalah moment untuk meningkatkan kualitas diri masyarakat sebagai manusia dengan berbagai tantangan, seperti belajar mengelola kesehatan, pikiran, emosi, dan mental agar tetap positif, lebih produktif, dan kreatif, dalam berkarya, sebab banyak waktu mengasah ide dan keterampilan. Dimasa pandemi, masyarakat juga cendrung lebih mendekatkan diri pada Tuhan.

Lebih mengenal kekurangan dan kelebihan diri yang mungkin selama ini belum terungkap. Termasuk lebih menyayangi diri sendiri, keluarga, teman dan lingkungan. Begitulah cara kerja literasi dalam membentuk generasi yang literat, yaitu orang-orang yang cerdas dan berbudi pekerti yang luhur. Karena itulah mengapa literasi covid-19 dimasa pandemi ini sangat penting.

“Mencegah penyebaran dan penularan covid adalah tanggung jawab masyarakat semua, dan keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam diseminasi informasi, merupakan bagian penting dari upaya pencegahan covid ini,” pungkasnya.

(Sumber: majalahsora.com)