Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Widyatama: ‘The Revenge – Rakit Kamera Jarum’

Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Widyatama dan penyuka kamera tanpa lensa, Komunitas Lubang Jarum (KLJ) menggelar workhsop fotografi dengan topik The Revenge – Rakit Kamera Jarum, pada 26 Mei 2010 di Kampus Universitas Widyatama Bandung.Peserta workhsop dihadiri mahsiswa dari beberapa kampus dan SMU di Bandung.  Daya tarik workshop ini adalah bagaimana membuat kamera rakitan sendiri dengan cara melipat sendiri, menentukan focal length/titik bakar api, jarak lubang ke media refleksi dan ukuran lubang jarum.Benang merah dari workshop ini, antara lain berusaha memberikan sebuah rangsangan, bahwa bentuk kamera bisa beragam, tetapi yang lebih terpenting adalah tantangan kreasi membentuk refleksi bayangan tersebut melalui bentuk kamera rakitan sendiri.

Nilai proses kreatif tidak bergantung pada material yang ada, malahan bisa lebih dari itu, memanfaatkan material yang dianggap sudah tidak digunakan lagi, alias menjadi sampah. Tentunya, semangat inilah, yang hendak dibangun dari workshop ini.Menurut salah satu pemateri, Ahmad A. Shofyadi dari Enlight Learning Center yang dimaksud dengan The Revenge dalam bahasa Indonesia“balas dendam” pada tajuk kegiatan ini, sebuah balas dendam kreatif yang digagas untuk kreatif membuat kamera jarum.

“Sebuah percobaan, merakit dengan cara melipat sendiri, menentukan focal length/titik bakar api, jarak lubang ke media refleksi dan ukuran lubang kamera lubang jarum,” paparnya.

Pada workshop reguler yang biasa dilaksanakan komunitas pinhole di Bandung, maupun di kota lainnya, biasanya menggunakan media kaleng sebagai kamera, kali menggunakan materian karton duplek. Namun wokrshop yang digagas kali ini, memberikan peluang kreasi bagi para partisipan. Tentu saja pihak penyelenggara workshop tidak serta merta hanya memberikan karton duplek saja, namun sedikit memberikan ide dorongan, dengan memberikan beberapa template cara melipat.

Tidak terasa, waktu perakitan cukup lama, hingga dua jam terhitung dari pemberian materi. Beberapa peserta bisa mengikuti, ada beberapa yang masih berjuang membuat disain, atau coretan diatas karton duplek. Ini semacam tantangan, daripada menggosok alumunium foil dengan menggunakan ampelas.Beberapa kali ujung pisau cutter dipotong, karena hanya bermodalkan alas ubin langsung, jadi kendala memotong duplek yang ternyata cukup tebal.

Dari 30 orang lebih peserta, tampak begitu antusias mengikuti kegiatan ini. Agar mudah dalam pendampingan, maka dibagi menjadi tiga kelompok, yang dipandu oleh Wili, Gilang, Rofii, Dede Gondrong, Deni, Ahmad dan Aceng.Merakit kamera sendiri dengan menggunakan material dasar dari karton duplek, pada awalnya sulit dilakukan, namun menarik juga. Bisa dikatakan, inilah salah satu pendekatan workshop dengan membuat kamera.

Para peserta juga mendapat pengetahuan latar sejarah pinhole (lubang jarum) dunia dan manfaatnya, kemudian disambung pematari lainnya oleh Dede Gondrong mengenai tata cara meracik chemical dan proses di kamar gelap. Pada sesi presentasi terakhir, Ahmad dari Enlight menyampaikan ketentuan merakit kamera. Instruksi pertama yang diberikan, memang membuat partisipan yang berjumlah 30 orang lebih terpana. Terutama bagi mereka yang belum pernah mengikuti kegiatan ini sebelumnya. Bagaimana caranya membuat kamera obscura dari selembar karton duplek tebal.  (sumber Komunitas Lubang Jarum Bandung)