Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif

Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif

IMG_1838

 

Universitas Widyatama menggelar kegiatan Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Kamis 19 Maret lalu di Gedung Serba Guna Kampus Universitas Widyatama. Seminar Nasional ini merupakan sebagian dari rangkaian Dies Natalies Universitas ke-13 serta Ulang Tahun Yayasan Universitas Widyatama yang ke-42.

Kegiatan yang digagas Fakultas Desain Komunikasi Visual tersebut menghadirkan Keynote speaker Drs. Harry Waluyo, M.Hum, Dirjen Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan IPTEK Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (periode 2011 – 2014). Selain itu, menghadirkan pembicara Rektor ITB (periode 2015-2020) yang juga mantan Wakil Rektor Universitas Widyatama, Prof.Dr.Ir. Kadarsyah Suryadi, DEA; Walikota Bandung yang diwakili oleh pejabat terkait Ekonomi Kreatif, serta Ketua Komite Ekonomi Kreatif – KADIN Jawa Barat, H. Januar P. Ruswita, S.Sos, MM.

 

Perlu Pembenahan dan Sinergi

 

IMG_1661               Harry memaparkan, berdasarkan data Global Innovation Index (GII) peringkat Indonesia saat ini ada di posisi ke-87, sedangkan edukasi di posisi 30 dan knowledge creation berada di posisi 38 (Ukuran Asia Tenggara). Angka tersebut masih belum dapat mendukung, jika bangsa ini ingin menjadikan industri kreatif sebagai motor penggerak perekonomian. Dengan demikian, diperlukan berbagai pembenahan untuk meningkatkan daya saing.

Kadarsah menyimpulkan, berdasarkan berbagai pertemuan beberapa waktu lalu bahwa Industri Kreatif tidak dapat berdiri sendiri. Industri Kreatif harus ditopang oleh sektor lainnya, seperti Ilmu Teknologi dan Science. Hal itu diperlukan agar dapat memberikan nilai tambah yang lebih tinggi. Lebih lanjut, kadarsyahmengungkapkan, perekonomian Indonesia terus meningkat dengan pesat dengan pertumbuhan pendapatan menengah yang tinggi. Namun, kondisi tersebut akan menjadi boomerang jika negara ini tidak berbuat lebih justru terjebak dalam middle trap income. Pasalnya, industry yang berkembang saat ini mengandalkan tingkat konsumsi domestik dan tidak berbasis inovasi.

Sementara itu, Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Informasi dan Data Januar P Ruswita mengatakan, tak hanya terkait kontribusi perekonomian, industri kreatif juga menyediakan ruang yang cukup luas bagi penyandang disabilitas. Di Indonesia terdapat sekitar 11,6 juta penyandang disabilitas. Sehingga perkembangan Industri Kreatif tentunya akan memberikan ruang yang luas bagi penyandang disabilitas tersebut. Januar menegaskan: “Indonesia itu kaya akan sumber inspirasi ditambah lagi anak mudanya sangatlah kreatif dan kerap memiliki imajinasi yang unik”.

Seperti Pulang Ke Rumah

Diawal paparannya, Rektor ITB Prof.Dr.Ir. Kadarsyah Suryadi, DEA menjelaskan rasa haru dan gembiranya diundang sebagai pembicara dalam seminar di Universitas Widyatama. Beliau merasa terhormat sekali, sehingga sengaja mengosongkan agendanya di hari itu special untuk Universitas Widyatama. Beliau pun menjelaskan jabatannya ketika di Universitas Widyatama, “rumah ini yang