Pekan Cahaya Qur’an VI: Semarak Ramadhan 1440 H di Universitas Widyatama

Geliat bulan Suci Ramadhan 1440 hijriah terasa sangat meriah. Begitu hal nya dengan kemeriahan yang ada di Universitas Widyatama. Untuk meningkatkan iman seluruh Civitas Academica dalam hal berdakwah serta mengaktualisasikan jati diri sebagai pribadi yang bermanfaat bagi sesama. Menebar cinta dan kasih pada sesama manusia serta meningkatkan kerendahan diri di mata Allah, tahun ini Yayasan Widyatama kembali menyelenggarakan kegiatan tahunan di bulan suci Ramadhan yakni gelaran Pekan Cahaya Qur’an (PCQ).

Kegiatan yang digagas Yayasan Widyatama bekerjasama dengan Yayasan Abditriyasa menggelar beragam kegiatan selama 3 hari dimulai tanggal 11-13 Mei 2019 di Gedung Serbagunan (GSG) Widyatama. Mengusung tema Ramadhan 4.0 “Ramadhan Menuju Rahmatan lil’Alamin” Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh dosen, pegawai administratif dan perwakilan mahasiswa civitas akademika Universitas Widyatama.

Memasuki tahun ke-VI, PCQ kali ini dimeriahkan oleh narasumber yang sangat tidak asing dan sering muncul di layar kaca dan juga tokoh-tokoh inspiratif. Sebut saja aktor kawakan Adipura, dua Ex personel Band Pop Punk Rocket Rockers Noor Al-Kautsar (Vokalis) dan Rizky Fadli (Gitaris), Ex. Vokalis Band Pop Nineball, bertindak sebagai moderator Abu Marlo yang merupakan Entertainer, Praktisi Neora Parenting & pengisi acara “Islam Itu Indah” Dr. Aisah Dahlan serta narasumber lainnya.

 

Hari pertama (11/5), PCQ diisi oleh Aktor Kawakan Adipura. Aktor yang kerap berperan antagonis, Adipura Prabahaswara, rupanya punya sisi lain dari kehidupannya. Berbeda dengan sifat jahat yang biasanya terlihat, pria 49 tahun ini justru memenuhi hidupnya dengan menyebarkan nilai-nilai mulia.

Ust Adipura mengisi tausiah di Pekan Cahaya Qur’an Widyatama

Dalam tausiahnya, ia menelaah bahwa Kitab Suci Al Qur’an dapat menyempurnakan fungsi otak. Seperti yang difirmankan Allah SWT dalam surat Az-Zumar (23), Al Baqarah (97), Al Ankabut (49), An Najm (11) dan Ta Ha (2). Ia menyimpulkan bahwa ketika membaca Al Quran, seluruh otak akan bergetar, sementara itu ketika otak bergetar kemampuan otak ada pada puncak kemampuan terbaiknya, mulai dari meningkatkan daya ingat sampai melakukan analisa.

Tausiah dilanjutkan dengan narasumber kedua dari Founder Berani Hijrah Uts Ridho febri. Ia menerangkan menyebutkan betapa gentingnya Zaman Jahiliyah sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW. Ia mengajak untuk merenungi dimana peran kita kini ? pada golongan yang Allah sesatkan dan murkaikah atau golongan yang Allah tunjukin jalan yang lurus sebagaimana pinta kita selalu dalam sholat?

Ust Ridho Febri

Ketika Kafir Qurasy kalah dalam menerangkan Latta, Uzza, Manna dll yang dikomparasikan dengan kesejatian Al Khalik melalui risalah Sang Al Amin, maka mereka murka dan ingin membunuh Sang Terkasih, memblokade perekonomian, menyakiti bahkan sampai membunuh sahabat yang selalu bersamai. Dan berbagai kisah lain yang serupa tapi beda zaman, kan selalu berulang sejarah, selama kita hidup di dunia ini, kan selalu ada sang pendusta pada zamannya, hingga hari kiamat kelak, Kan selalu ada orang yang merasa didzalimi, padahal dialah otak dari kedzaliman. Pertanyaannya, dimanakah kaki kita berada kini?” Tambahnya.

 

Seperti yang telah dijadwalkan, hari kedua PCQ (12/5), dua Ex personil Rocket Rockers Noor Al-Kautsar dan Rizky Fadli mengisi materi.

Dalam tausiahnya Noor Al-Kautsar atau pria yang akrab disapa kang Ucay menyebutkan alasan ia melakukan hijrah yakni tidak lain karena tersentuh atas firman Allan dalam ayat Al Qur’an surat Az Zariyat (56) “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. Pria yang selama 13 tahun mengabdi kepada dunia musik merasa menyesal karena terlalu lama mengemban status seorang muslim hanya sebagai identitas saja. Dalam kurun waktu belasan tahun tersebut Ucay tercatat sebagai penulis majalah musik dan penyiar radio.

Noor Al-Kautsar (Kang Ucay)

Sementara Rizky menyampaikan “alasan berhijrah tidak lain karena merasa sudah terjangkit 3 virus yang telah merusak akidah Islam nya selama ia berkarir, yaitu sekulerisme, liberalisme, pluralisme. “Setelah ditinggalkan Ucay pada tahun 2013, justru karir Rocker Rockers semakin melejit, hal itu yang semakin menenggelamkan saya semakin jauh meninggalkan Islam”. Ucapnya.

Sampai pada akhirnya di tahun 2016, Rizky mengalami cobaan hidup ketika ibunda ditimpa masalah kesehatan yang hampir merenggut nyawa, rasa takut akan kehilangan sosok ibu yang selama ini diterlantarkan karena disibukkan dengan urusan musik ini lah yang menggerakkan hati Rizky perlahan menuju gerbang hijrah kembali ke jalan yang Allah ridhai. Puncaknya tahun 2018 ia mantap vakum di dunia musik dan berhijrah.

Rizky Fadli

Keduanya saat ini aktif sebagai relawan “explore humanity”, sebuah lembaga kemanusiaan yang peduli terhadap saudara muslim dan muslimah di Palestina dan Syiria.

Tidak jauh berbeda dengan narasumber sebelumnya, Ust Ray Shareza yang sudah tidak asing menghiasi layar kaca sebagai Ustadz pun turut membagi pengalaman hijrahnya.

Mantan vokalis Band Nineball ini memutuskan meninggalkan dunia hiburan saat kariernya tengah memuncak. Dia memilih hijrah dan keluar dari Band yang membesarkan namanya.

Ray Shareza

Sepanjang kariernya, Ray mengaku tidak mendapatkan ketenangan. Dia merasa kesuksesan dan kebahagiaannya di dunia entertain sangat singkat. Ray mencoba mencari ketenangan yang sesungguhnya dan memulai memperdalam agama dan memutuskan untuk hijrah pada 2009.

Yang pasti, ini hidayah ya. Jadi, dulu punya cita-cita sukses saat kepikiran untuk menjadi entertainer ketika Nineball berada di puncak kesuksesan” ujarnya

 

Geliat PCQ ditutup hari terakhir (11/5) dengan tausiah yang tak kalah menarik dari ustad Fadhil Al Makky, ia menyampaikan Al Qur’an turun di tengah-tengah kaum kafir yang kritis. Dengan bahasa Al Quran yang kuat dari segala sisi bidang ilmu, atas izin Allah SWT kebodohan kaum kafir pada masa itu bisa dituntaskan oleh kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.

Ustad Fadhil Al Makky

Ia juga menyampaikan dengan teknologi yang berkembang saat ini, perlu perhatian khusus kepada kaum muda khususnya yang baru saja memiliki keturunan agar Al Qur’an dapat terus kekal. “Perlu diberikan edukasi kepada anak sedari dini dengan metode pembelajaran Al Quran yang lebih up to date dengan memanfaatkan teknologi agar generasi millennials dapat bersemangat belajar mengkaji kitab suci“.

Jamaah yang didominasi oleh kaum hawa sangat antusias menyambut narasumber selanjutnya yakni Dr. Aisah Dahlan. Dokter yang juga peduli terhadap penanggulangan korban narkoba ini, pada acara PCQ mengupas bagaimana “dahsyat” nya ajaran Islam terhadap fungsi kerja tubuh khususnya otak manusia.

Praktisi Neora Parenting Dr. Aisah Dahlan

Diawal tausiahnya ia menyampaikan setelah diteliti lebih lanjut, ternyata otak manusiapun terlihat dari berbagai sudut seperti “bersujud“. Otak manusia terdiri dari unsur “sifat hewan” yang terdiri dari otak emosi atau secara medis disebut sistem limbrik yang dimiliki juga oleh hewan golongan mamalia, sementara otak batang yang juga dimiliki oleh hewan golongan reptil. Oleh kerenannya manusia ketika lahir di muka bumi dianjurkan untuk melakukan Aqiqah agar sifat kehewanan – nya dapat terlepas. Selain itu juga dalam ajaran Islam kalimat thayyibah (tasbih, tahmid, takbir, tahlil) diyakini dapat menghilangkan sifat kehewanan.

Rasulullah SAW bersabda “Siapa saja rutin membaca sitighfar maka allah akan memberikan solusi atas setiap kesulitannya, penyelesaian bagi setiap permasalahannya, dan DIA akan memberinya rezeki dari jalan yang tak terduga”(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Hakim dan Baihaqi).

Ia menambahkan Menurut ahli neuroscience, sel tubuh manusia paling menyukai kata basmallah dan sholawat nabi karena dapat mengaktifkan stem cell (induk sel).

Kegiatan PCQ dimeriahkan juga dengan bazzar berbagai tenant di halaman gedung serbaguna Widyatama. (Ed)