Mitigasi dan Alat Deteksi Banjir Buatan Dosen Teknik Sipil & Mesin UTama Bantu Warga Puri Cipageran Waspada Bencana

Universitas Widayatama (UTama) Kota Bandung terus melakukan berbagai upaya dalam membantu dan memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat, di antaranya melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM).

Terbaru tim Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Sipil dan Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT) UTama, melakukan PkM yang difokuskan kepada sosialisasi dan mitigasi bencana, terhadap fenomena banjir dan longsor yang akhir-akhir ini sering terjadi. Seperti di Komplek Puri Cipageran, Kota Cimahi, Jawa Barat.

“Fenomena ini pernah terjadi di Komplek Puri Cipageran Indah 1 yang menyebabkan longsornya dinding penahan tanah, yang menghantam rumah warga setempat. Diakibatkan oleh hujan deras yang mengguyur Kota Cimahi,” kata Fuad Hasan, M.T., Ketua Cluster PkM, baru-baru ini.
Alat sensor banjir Taca UTama#1
Alat sensor banjir Taca UTama#1
“Curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut juga menyebabkan jalanan perumahan terendam air banjir. Oleh karena itu diperlukannya pengetahuan mengenai fenomena banjir serta mitigasi bencana,” imbuhnya.

Dirinya juga menerangkan fenomena banjir yang terjadi di Komplek Puri Cipageran Indah, memberikan pemahaman dan pengarahan mengenai pentingnya mitigasi bencana.

Di samping itu menunjukkan bagaimana caranya menggunakan alat sensor banjir (Taca UTama#1) karya Dosen Teknik Sipil dan Mesin UTama.

Dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 3 Februari 2022. Mengusung tema “Sosialisasi Fenomena Banjir dan Mitigasi Bencana”.

Selain melakukan sosialisasi dan mitigasi bencana, juga dilakukan penyerahan alat sensor banjir (Taca UTama#1) dan seperangkat alat konstruksi.

“Acara Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilaksanakan secara tatap muka langsung yang dihadiri oleh beberapa warga Puri Cipageran Indah 1, Ketua RW dan Ketua RT setempat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” kata Hasan.

Sementara itu Yanyan Agustian, Ph.D., Kaprodi Teknik Sipil UTama sekaligus Ketua Cluster PkM, mengatakan bahwa program PkM ini merupakan kegiatan rutin dari Prodi Teknik Sipil UTama.

Saat kegiatan PkM di Puri Cipageran Indah, Kota Cimahi
Saat kegiatan PkM di Puri Cipageran Indah, Kota Cimahi

Bertujuan membantu memberikan wawasan dan rekomendasi ilmiah kepada masyarakat atas fenomena-fenomena yang sedang terjadi.

Sedangkan Udin Komarudin, M.T., Kaprodi Teknik Mesin UTama sekaligus Ketua Cluster PkM, saat kegiatan menjelaskan penggunaan alat sensor banjir.

Udin mengungkapkan bahwa prinsip kerja alatnya sangat sederhana. Sensor alat bisa diletakkan di pinggir sungai. Begitu muka air naik dan menyentuh sensor banjir dengan ketinggian tertentu, maka sensor akan mengirimkan sinyal ke speaker dan sirine sehingga speaker berbunyi.

Foto bersama tim Cluster PkM di Puri Cipageran Indah
Foto bersama tim Cluster PkM di Puri Cipageran Indah

Martoni M.T., Ketua Cluster PKM, menambahkan bahwa alat sensor bisa dipisahkan, sensornya dipinggir sungai, sedangkan speaker dan sirine nya bisa disimpan di atap rumah, atap ruang serbaguna atau masjid.

“Ke depannya dengan adanya alat “Taca Utama#1” ini, warga dapat lebih waspada dari ancaman banjir dan lebih terkendali khususnya di lingkungan Komplek Puri Cipageran Indah 1,” kata Martoni.

Pada saat kegiatan PkM, dihadiri oleh H Alifudin Ketua RW setempat. Ia mengungkapkan bahwa dengan hadirnya “Taca Utama#1” dan dengan diterimanya seperangkat alat konstruksi warga Komplek Puri Cipageran Indah 1, Kota Cimahi, sangat terbantu.

“Kami sangat senang dan berterima kasih kepada Prodi Teknik Sipil UTama yang telah bersedia menyumbangkan gagasan, inovasi, serta mencurahkan tenaga dan pikirannya. Mudah-mudahan alat-alat ini dapat membantu permasalahan pengendalian banjir di lingkungan kami,” kata H Alifudin.

(Sumber: majalahsora.com)