SABACIREBON – Wisuda sarjana merupakan puncak dari proses belajar di perguruan tinggi. Wisuda menjadi sebuah acara seremonial dari akhir para mahasiswa menempuh pendidikan dan berhak menyandang gelar sarjana sesuai dengan strata atau jenjang pendidikan tingginya.

Universitas Widyatama, sebuah universitas swasta dengan akreditasi Unggul di Kota Bandung, Sabtu (19/11) melaksanakan wisuda gelombang satu tahun akademik 2022-2023 sebanyak 1.023 sarjana baru berasal dari sejumlah fakultas dan program studi yang ada di perguruan tinggi tersebut

Aula Gedung pertemuan Universitas Widyatama sejak pagi sudah dipadati para peserta wisuda beserta keluarganya. Sementara wisuda telah disiapkan secara maksimal sejak dua hari lalu.

Peserta wisudawan terdiri 176 orang dari tingkat Magister Pascasarjana, 497 sarjana S-1 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 272 sarjana S-1 dari Fakultas Teknik, 55 sarjana Fakultas Ilmu Budaya dan 23 sarjana S-1 dari Fakultas DKV.

Pada acara wisuda tersebut rektor Univeritas Widyatama Prof. Dr. H. Dadang Suganda mengingatkan kepada para wisudawan, agar menjadikan momentum wisuda ini menjadi tapakan yang lebih kuat untuk menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Para sarjana yang baru diwisuda harus berani menatap masa depan serta memiliki keyakinan penuh untuk sukses meraih masa depan. “Keyakinan itu menjadi modal yang sangat penting bagi para wisudawan dalam melewati masa-masa yang penuh ketidakpastian seperti sekarang dan waktu mendatang. Ketidakpastian akan dapat dilawan dengan sebuah keyakinan, yang terbangun secara nyata selama menjalani proses studi di kampus ini,” kata Rektor.

Selanjutnya dikatakan, episode terakhir dari perjalanan menempuh studi di Universitas Widyatama sesungguhnya merupakan lembaran awal dari perjalanan yang lebih menantang ke level selanjutnya.

Prof. Dadang Suganda beserta seluruh Civitas Akademika Widyatama berharap dan berdoa agar para lulusan benar- benar kompeten (qualified) dan dapat diterima dengan baik di masyarakat serta dunia kerja.

Di bagian lain sambutannya rektor Universitas Widyatama juga menginformasikan bahwa institusinya terus menerus melakukan berbagai perbaikan dengan penuh kesungguhan, baik dari sisi kualitas atau mutu, hingga peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.

Selain itu di bidang kompetensi akademik, Widyatama juga terus meningkatkan kuantitas maupun kualitas pelaksanaan Tri Dharma-nya, yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Universitas Widyatama juga sudah mendukung program pemerintah “Merdeka Belajar-Kampus Merdeka” (MBKM).

Menurut Rektor yang juga guru besar Universitas Padjajaran Bandung, program Kampus Merdeka mendorong semua pihak menjadi pelajar sepanjang hayat. Juga mendorong keharusan untuk terus belajar, menggali bakat dan minat, serta meningkatkan keunggulan kompetensi di era baru pendidikan dan era Revolusi Industri 4.0.

“Mengubah paradigma belajar di perguruan tinggi bukan hanya menjadi kuliah untuk belajar, tetapi belajar bagaimana bisa berkarya atau bekerja di berbagai bidang,” tambah Prof. Dadang.

Lebih jauh rector mengatakan, filosofi MBKM juga sejalan dengan pemikiran Helen Tupper dan Sarah Ellis yang menggambarkan kehidupan ini penuh dengan warna. Oleh karena itu, dia berharap mahasiswa bukan hanya belajar di kampus tetapi juga di luar kampus agar dapat mengenal banyak warna kehidupan.

Helen Tupper dan Sarah Ellis dalam bukunya “Squiggly Carrier”, mengatakan bahwa siapapun sekarang harus memiliki pola pikir berbeda dari yang biasanya, yaitu pola pikir “berliku”. Hal ini dinilai perlu agar banyak mengenal warna kehidupan untuk tumbuh dan berkembang.

Ada enam hal yang bisa dijadikan rujukan untuk menghadapi kehidupan berliku karena kesempatan untuk sukses bisa di mana saja, katanya pula.

Sementara itu rektor telah pula memaparkan prestasi Universitas Widyartama yang sudah diraihnya antara lain sebagai salah satu Universitas terkemuka di Jawa Barat khususnya di Kota Bandung yang pada tahun 2022 berada pada peringkat ke 62 Nasional Versi Unirank (Webometrics ) dan sebagai Perguruan Tinggi Swasta terbaik di kota Bandung.

Menurut rector, saat ini Universitas Widyatama memiliki 5 Fakultas yaitu :

Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Fakultas Teknik,
Fakultas Ilmu Budaya,
Fakultas Desain Komunikasi Visual
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Selain itu Widyatama juga memiliki Sekolah Pascasarjana Program Magister Manajemen, Magister Akuntansi dan Pendidikan Profesi Akuntan. “ Alhamdulilah semua program studi tersebut memperoleh Akreditasi ‘A’ dari BANPT,” kata rektor.

Selain sejumlah program study yang sudah berjalan, Program Doktor Manajemen S3 untuk Pascasarjana juga sudah keluar perizinan operasionalnya dan sudah dimulai perkuliahannya.

Universitas Widyatama yang berada dalam naungan Yayasan Pendidikan Widyatama yang didirikan oleh almarhumah Prof. Dr. Koesbandiah Badul Kadir, saat ini menyandang akreditasi dengan nilai A “Unggul” dari lembaga Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT).

Prestasi lain yang diraih Universitas Widyatama yaitu diperoleh dari Lembaga sertifikasi internasional ASIC (Accreditation for International Schools, Colleges, and Universities) Inggris yang sebelumntya telah melakukan visitasi terhadap 6 Program Studi S1 yaitu : Manajemen, Akuntansi, Teknik Industri, Sistem Informasi, Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang D3. Dan ke-6 Program Studi tersebut telah meraih Akreditasi Internasional dengan nilai “Premium” (A).

Selain itu, dalam kurun waktu 16 tahun terakhir Universitas Widyatama telah pula melakukan sertifikasi Penjaminan Mutu ISO 9001:2015 dari Badan Sertifikasi PT TUV International, German yang untuk ke-15 kalinya telah selesai melakukan surveillance audit. Widyatama kembali menjalani audit mutu dari badan sertifikasi internasional tersebut.

Sebagai sewbuah perguruan tinggi swasta yang menyandang status akreditasi “Unggul”, Universitas Widyatama telah ditunjuk menjadi percontohan Pusat Karir bagi Perguruan Tinggi se-Indonesia.

Prof. Dadang Suganda juga menginformasikan Widyatama telah menandatangani MoU dengan Industri terkemuka. Serta kerjasama dengan 70 lebih industri lainnya yang mengacu kepada revolusi industri 4.0.***