Daya Saing Lulusan Program Studi Vokasi Widyatama

Kondisi persaingan dan perkembangan Dunia Industri yang begitu cepat, membutuhkan kontribusi pendidikan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Pendidikan dijadikan sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Salah satu indikator majunya suatu bangsa ditentukan dengan indeks pengembangan kualitas sumber daya manusia, yang hasilnya didapat dari proses pendidikan yang bermutu.

Presiden Jokowi pada Rapat Kabinet Paripurna pada awal 2017, memberikan arahan untuk melakukan revitalisasi pendidikan vokasi dengan membuka akses yang luas untuk masyarakat mendapatkan akses keterampilan dan mengubah kurikulum yang ada, menjadi kurikulum yang berbasis industri serta menyiapkan sumber daya manusia yang profesional dalam bidangnya. Harapannya, semua lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan Vokasi mendapatkan prioritas dan dukungan untuk pengembangan dan peningkatan kualitasnya, sehingga menghasilkan lulusan yang bermutu.

Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber daya Manusia Indonesia. Melalui Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), pemerintah melakukan perubahan fundamental terhadap pendidikan vokasi melalui program revitalisasi pendidikan tinggi vokasi. Progam ini untuk meningkatkan relevansi pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri pengguna lulusannya. Pendidikan vokasi yang ada harus diperluas aksesnya, diberikan kesempatan yang besar kepada seluruh warga negara untuk mendapatkan akses keterampilan melalui pendidikan vokasi.

Berdasarkan undang-undang pendidikan tinggi nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, maka posisi pendidikan vokasi menjadi vital dan sama dengan jalur pendidikan akademik dan profesi. Pendidikan vokasi memiliki kesamaan hak dan proses, sehingga menjadi alternatif pilihan masyarakat. Indonesia harus menmpersiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi ASEAN Economy Community ynag sudah berjalan sejak tahun 2015 lalu.

Mengapa pendidikan vokasi?

Kebutuhan akan kompetensi terapan yang langsung dapat memenuhi kebutuhan industri dilahirkan oleh lulusan pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi dalam prosesnya menekankan pada pengembangan praktek/terapan dibanding yang sifatnya teoritis. Peserta didik diberikan kemampuan yang dapat memberikan solusi dan pengembangan kreativitas berbasis potensi individu.

Memenuhi kebutuhan industry ?

Industri memerlukan sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan program perusahaan. Proses adaptasi (probation period) menjadi lebih singkat, karena lulusan pendidikan vokasi dapat langsung memahami dan melakukan pekerjaan sesuai kebutuhan industri. Industri memerlukan level kompetensi dari mulai teknis, manajerial, dan practice.

SDM Berdaya Saing

Lulusan Pendidikan Vokasi melalui proses pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan terapan dan berbasis kebutuhan industri. Lulusan tersebut dilakukan uji kompetensi sesuai dengan Skema yang telah dilisensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)yang dirancang  memiliki pendekatan keterampilan yang dominan serta link-match dengan industri terkait.

Universitas Widyatama UTama merupakan perguruan tinggi negeri yang memiliki 5 Program Studi dengan jenjang Vokasi D3 dan D4 yang fokus pada penyiapan SDM bidang Industri Kreatif serta peyiapan bibit entrepreneur muda. Industri kreatif sedang berkembang dan sangat dibutuhkan untuk mendukung pendapatan negara melalui sektor industri kreatif. Industri kreatif memberikan ruang publik dan kreativitas yang tinggi.

Universitas Widyatama membuka Program Studi Vokasi atau Diploma dengan berbagai keunggulan bersaing diantaranya :

  1. Akuntansi D3
  2. Manajemen D3
  3. Bahasa Jepang D3
  4. Desain Grafis D4
  5. Multimedia D3

Beasiswa Diploma