Tethering : LK dan OK Pilar Pembangunan Karakter Mahasiswa

Tethering adalah ajang silaturahmi dan salah satu upaya menjaga kelangsungan institusi-institusi kemahasiswaan, baik lembaga maupun organisasi kemahasiswaan, dalam memberi kontribusi secara konsisten kepada Universitas Widyatama.

Tethering adalah ajang silaturahmi dan salah satu upaya menjaga kelangsungan institusi-institusi kemahasiswaan, baik lembaga maupun organisasi kemahasiswaan, dalam memberi kontribusi secara konsisten kepada Universitas Widyatama.

Begitulah esensi mukadimah dari Manajer Marketing Digital Communication (MDC), Fikri Alwi Hasan, A.Md., saat membuka acara Tethering: Together, We are Sharing di Ruang Seminar A401 Universitas Widyatama pada Senin, 8 Mei 2017. Acara yang diselenggarakan oleh Biro Marketing bekerja sama dengan Biro Kemahasiswaan ini mendapat sambutan yang positif dari para mahasiswa khususnya para pengurus lembaga dan organisasi kemahasiswaan di Universitas Widyatama. Terbukti dengan begitu dibukanya registrasi (open gate) sekitar pukul 16.20, sudah banyak kursi yang terisi pada menit-menit pertama berlangsungnya acara. Acara ini dibawakan oleh Henny “Hehe” Yuliani, pembawa acara kenamaan marketing crew yang berkecimpung dalam acara-acara promosi Universitas Widyatama.

Manfaat lain dari acara Tethering ini selain ajang silaturahmi adalah kesempatan untuk saling memperkenalkan diri bagi para pengurus unit-unit kegiatan mahasiswa dan mempromosikan kegiatan kemahasiswaan yang diusung masing-masing unit. Perwakilan dari Keluarga Mahasiswa Islam, Rival dan Fansuri, bercerita suksesnya acara Widyatama Islamic Festival yang bertajuk Generasi Akhir Zaman yang berlangsung pada Sabtu (6/5). Mallyda dari Galeri Investasi pun bercerita sedikit mengenai pembelajaran tentang penanaman pasar modal dan public speaking yang ia dapat dari unit kegiatannya. Ada pula sedikit demonstrasi yang diberikan perwakilan unit kegiatan Tarung Derajat, Ivone, bagaimana seharusnya wanita menghadapi kriminalitas di jalanan seperti penjambretan. “Ini benefit banget buat para perempuan ya. Untuk jaga diri,” ujarnya. Melalui acara ini pulalah, angklung robotik yang dikembangkan oleh mahasiswa Fakultas Teknik bisa dipromosikan ke khalayak dengan cakupan yang lebih luas, mengingat diselenggarakannya acara dan dibentuknya tim MDC ini salah satunya bertujuan untuk memperluas dan memperkokoh aspek posisi (positioning) dalam pemasaran Universitas Widyatama.

“Universitas Widyatama harus mengikuti perkembangan zaman dalam rangka terjun ke dalam persaingan di era global. Hal yang sangat penting dalam pemasaran adalah adanya arah dan tujuan (pemasaran). Tanpa arah, tentu kita tidak bisa mencapai tujuan. Tanpa tujuan, kita tidak tahu mengarah ke mana kita,” ujar Devi Mawarnie Puspitasari, S.E., M.M. dalam sambutannya sebagai Kepala Biro Marketing. “Ke depannya Biro Marketing dan Biro Kemahasiswaan bisa lebih bersinergi dalam mem-branding Universitas Widyatama. Ini (dibaca: acara Tethering) adalah langkah awal yang baik. Hal senada juga diungkapkan Kepala Biro Kemahasiswaan, Mucharam, S.E., M.M. saat memberi sambutan. Beliau pun sedikit berkelakar dalam pidato sambutannya. “Mungkin kalau dulu kita kenal yang namanya sembilan bahan pokok atau sembako. Sekarang sudah lain dan menjadi sepuluh bahan pokok. (Satu lagi adalah) Pulsa.”  Tak pelak  hal tersebut disambut dengan gelak tawa hadirin mengingat hal tersebut ada benarnya untuk zaman yang segala sesuatu sudah terhubung ke internet ini, termasuk hal-hal seperti promosi dan pemasaran yang sudah memasuki ranah media-media sosial.

Dalam talkshow yang diisinya, Fikri mencontohkan bagaimana kekuatan media sosial sangat berpengaruh dalam keberhasilan sebuah promosi. “Kita tahu Bapak Jokowi saat beliau berhasil memenangkan  Pemilu 2014 lalu salah satunya karena beliau dekat dengan anak muda yang notabene pengguna media sosial, sehingga beliau memanfaatkan peluang the power of social media. Strategi yang sama ternyata digunakan oleh Donald Trump yang berhasil memenangkan pemilu di Amerika Serikat (AS). Dia kerap berulah di media sosial Twitter-nya dengan mengeluarkan kicauan-kicauan kontroversial. Semakin dia membuat kesal orang ternyata dia semakin terkenal,” tuturnya. Usaha Trump tersebut diakui Fikri sebagai upaya engagement yang cukup ampuh dalam mengenalkan dirinya di depan rakyat AS. Metode tersebut dikenal dengan istilah electronic word of mouth (e-wom). E-wom dirasa sangat penting, karena hal tersebut merupakan metode baru dalam pemasaran.

Memasuki puncak acara, yaitu Penganugerahan Penghargaan dalam empat kategori – The Best Student Event, The Most Popular Official Account, The Most Favorite UKM dan The Most Up-to-Date Official Account – suasana di dalam ruangan menjadi lebih riuh. Kategori pertama dan ketiga diikuti oleh lima unit kegiatan mahasiswa sementara dua kategori lainnya diikuti oleh lima akun media sosial resmi unit kegiatan kemahasiswaan. Beberapa perwakilan unit kegiatan kemahasiswaan terdengar berharap-harap cemas.

Acara “Sashimi” dari Japan Community keluar sebagai pemenang kategori The Best Student Event. Melalui perwakilannya, Lutfi, Japan Community meluapkan rasa syukur dan terima kasihnya. “Alhamdulillah bisa dapat nominasi dan menang. Senang banget. Terima kasih.” Ada yang menarik dari akun Barudak Widyatama saat keluar sebagai pemenang kategori The Most Popular Official Account di mana perwakilannya akhirnya mengungkap identitas admin di balik akun Instagram tersohor di Universitas Widyatama dan salah satu di Bandung itu. “Untuk pertama kalinya ya, jadi ketahuan deh siapa admin (akun) Barudak Widyatama,” ujar Fahmi Deva yang ternyata adalah sang administrator akun tersebut. “Barudak Widyatama sudah tergabung ke dalam akun kabar kampus se-Bandung. Sudah ada delapan kampus yang tergabung. Doakan saja (agar sukses),” tambahnya.

Sementara kategori The Most Favorite UKM dimenangkan oleh Kelompok Seni Mahasiswa dan kategori The Most Up-to-Date Official Account dimenangkan oleh akun media sosial Pemerintahan Mahasiswa Universitas Widyatama. “Terima kasih atas dukungan seluruh mahasiswa yang telah membantu Pemerintahan Mahasiswa khususnya Kementerian Komunikasi dan Informasi,” ujar Istanto Dwi Aprilianto, Presiden Mahasiswa periode 2016/2017. Kementerian Komunikasi dan Informasi adalah salah satu departemen dalam Pemerintahan Mahasiswa yang bertanggung jawab atas pengumpulan dan penyebaran informasi. “Kita doakan saja agar kegiatan kemahasiswaan di Universitas Widyatama bisa semakin maju,” pungkasnya.

 

(W. H. A. Farel – Redaksi MDC UTama)