BANDUNG – Biro Karir Universitas Widyatama bersama puluhan praktisi Human Resource Development (HRD) dari berbagai sektor industri menggelar “Gathering HRD” pada Kamis, 24 Juli 2025. Acara yang diselenggarakan di Ruang Seminar Gedung B Universitas Widyatama ini menjadi forum strategis untuk menjembatani kebutuhan dunia kerja dengan kurikulum pendidikan tinggi. Sebagai bagian dari rangkaian Open House Widyatama Volume 2, dialog ini bertujuan memperkuat sinergi untuk menciptakan lulusan siap kerja yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga relevan dengan tantangan zaman.
Inisiatif ini disambut hangat oleh para pimpinan industri yang hadir. Mereka menekankan pentingnya kolaborasi aktif antara kampus dan perusahaan untuk memastikan relevansi pendidikan. Dunia usaha yang dinamis menuntut adanya adaptasi kurikulum secara berkala agar lulusan yang dihasilkan mampu menjawab kebutuhan pasar yang terus berubah. Oleh karena itu, forum seperti ini dianggap sebagai langkah awal yang krusial dalam membangun kemitraan yang berkelanjutan dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Suara Industri Kebutuhan Talenta Masa Kini

Dari perspektif industri, keterlibatan dalam proses pendidikan menjadi sebuah keharusan. Sandra Sunanto, Ph.D., selaku CEO PT. Hartadinata Abadi Tbk, menyatakan bahwa dunia usaha sangat terbuka untuk diajak bersinergi. Menurutnya, kolaborasi tidak hanya sebatas penyerapan tenaga kerja, tetapi juga dalam perancangan kurikulum hingga pengembangan kompetensi sumber daya manusia yang sudah ada di perusahaan.
“Industri harus memang selalu dilibatkan dalam banyak hal, kenapa? karena dunia sekarang sudah berubah banyak. Kurikulum juga kita sangat terbuka untuk bisa ikut serta dalam memberikan saran, karena situasinya sekarang sudah jauh berbeda dengan 10 tahun atau bahkan 20 tahun yang lalu,” tegas Sandra. Ia juga menambahkan harapannya agar universitas dapat membantu industri lewat program workshop atau pelatihan kepemimpinan bagi para manajer di perusahaan.
Kebutuhan ini muncul karena setiap industri memiliki tantangan spesifik di samping kebutuhan umum lainnya. Dengan melibatkan praktisi secara langsung, perguruan tinggi dapat merancang program pembelajaran yang lebih aplikatif dan presisi. Dengan kata lain, universitas diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai menara gading, melainkan sebagai mitra strategis yang aktif dalam ekosistem ekonomi dan ketenagakerjaan nasional.
Strategi Kampus Menjawab Tantangan Industri

Menjawab kebutuhan tersebut, Universitas Widyatama menegaskan komitmennya dalam mempersiapkan mahasiswa secara holistik. Kepala Biro Karir Universitas Widyatama, Pipin Sukandi, S.E., M.M., menjelaskan bahwa kurikulum yang ada saat ini telah dirancang untuk mencakup dua jalur utama bagi lulusan, yaitu menjadi profesional di dunia kerja atau menjadi wirausahawan yang membuka lapangan kerja.
Menurut Pipin, kompetensi akademis saja tidak cukup. Pihaknya secara aktif mendorong mahasiswa untuk mengembangkan soft skill seperti komunikasi dan kepemimpinan melalui berbagai unit kegiatan mahasiswa (UKM). Hal ini bertujuan untuk menciptakan lulusan siap kerja yang memiliki paket kemampuan lengkap, sesuai dengan ekspektasi tinggi dari dunia industri modern.
“Harapan untuk lulusan Widyatama sendiri tidak hanya mengandalkan apa yang diajarkan di dalam kelas saja. Jadi istilahnya, mahasiswa harus seperti supermarket, segala bisa dan segala ada, sehingga apa pun yang dibutuhkan oleh dunia industri mereka itu sudah siap,” ujar Pipin. Pernyataan ini menggarisbawahi visi universitas untuk menghasilkan talenta yang serba bisa dan adaptif.
Sebagai kesimpulan, Gathering HRD ini menjadi bukti nyata adanya kesadaran bersama antara dunia pendidikan dan industri akan pentingnya sinergi. Kolaborasi yang terjalin diharapkan tidak berhenti sebagai acara seremonial, melainkan berlanjut ke dalam aksi-aksi konkret seperti pembaruan kurikulum bersama, program magang yang terstruktur, serta pelatihan bersama. Langkah ini merupakan investasi jangka panjang untuk memastikan Indonesia memiliki sumber daya manusia unggul yang mampu bersaing di panggung global.
