Ubah Modul Jadi Buku, Dosen Widyatama Diberi Trik Ahli

pembuatan buku ajar

BANDUNG – Sebanyak 160 dosen Universitas Widyatama mengikuti lokakarya intensif pembuatan buku ajar di Ruang Seminar Gedung B, Kota Bandung, pada Kamis (31/7/2025). Kegiatan yang diinisiasi oleh Biro Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat & Modal Intelektual (P2M) ini bertujuan menaikkan kualitas bahan ajar dosen, dari yang semula berbentuk modul atau slide presentasi menjadi buku referensi yang berkualitas. Untuk mencapai tujuan tersebut, lokakarya ini menghadirkan penulis produktif, Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si., sebagai narasumber utama.

Strategi Dosen Produktif Meraih Angka Kredit

Kepala Biro P2M, Eriana Kartadjumena, S.E., M.M.Ph.D., Ak., C.A.,CSRS., dalam sambutannya menegaskan pentingnya kegiatan ini untuk karir dan pemenuhan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pihaknya melihat ada urgensi untuk mendorong produktivitas dosen dalam menghasilkan karya tulis. Meskipun tahun ini ada lonjakan pengajuan apresiasi buku menjadi hampir sepuluh, angka tersebut masih sangat kecil dibandingkan total 270 dosen yang ada.

“Kami yakin bapak ibu dosen semuanya sudah punya bahan ajar. Kami menginginkan apa yang ada di situ bisa dinaikkan kualitasnya menjadi buku ajar atau buku referensi sehingga menjadi salah satu luaran kinerja di bidang pengajaran,” ujar Eriana. Selain itu, ia juga menekankan bahwa luaran dari hibah penelitian dapat dibukukan sebagai tambahan kinerja, terlebih dengan adanya SK 076 yang memberikan nilai apresiasi yang pantas bagi para penulis.

Kunci Sukses Menulis Dari Penulis 35 Buku

pembuatan buku ajar
Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si., yang merupakan narasumber pada acara workshop pembuatan buku ajar.

Narasumber lokakarya, Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si., yang telah menulis 35 buku, membagikan pengalamannya untuk memotivasi para peserta. Menurutnya, buku ajar memiliki manfaat besar tidak hanya bagi mahasiswa dan dosen, tetapi juga untuk meningkatkan peringkat institusi di level global. Ia berupaya mematahkan mitos bahwa menulis adalah kegiatan yang sulit dan membosankan.

“Menulis itu pada prinsipnya tidak sulit, menulis itu mudah, yang susah itu memulainya. Ketika sudah mulai, menulis itu menyenangkan dan membahagiakan karena selain ada kepuasan batin juga ada kepuasan finansial,” ungkap Prof. Suwatno. Lebih lanjut, ia berharap setiap dosen yang hadir dapat menghasilkan minimal satu buku per semester, yang kini prosesnya akan dipermudah dengan kehadiran penerbit internal, Utama Press.

Atasi Plagiarisme dan Tantangan Pembajakan

Dari sisi peserta, Dr. Irene Sukma L. Barus., S.E., M.Si., seorang dosen akuntansi, menyambut baik materi yang disampaikan. Menurutnya, lokakarya ini memberikan pencerahan teknis yang sangat dibutuhkan, terutama dalam hal menjaga orisinalitas karya. Ia merasa mendapatkan banyak masukan praktis yang dapat langsung diterapkan.

“Manfaatnya banyak, salah satunya secara teknis saya mengetahui cara mengembangkan kutipan dari referensi yang kita ambil sehingga bagaimana kita menghindari tingkat plagiarisme yang tinggi,” jelas Dr. Irene. Di samping itu, ia juga menyoroti tantangan pembajakan di era digital dan berharap Utama Press dapat menjadi garda terdepan dalam melindungi karya dosen, misalnya dengan membuat versi ebook yang tidak bisa disalin atau dicetak untuk mencegah kerugian penulis.

Kegiatan ini diakhiri dengan paparan dari Utama Press mengenai peluang dan alur publikasi bagi para dosen. Dengan adanya sinergi antara lokakarya, insentif universitas, dan dukungan penerbit internal, Universitas Widyatama menargetkan sebuah ekosistem akademik yang lebih produktif. Harapannya, setiap dosen tidak hanya mampu mengajar, tetapi juga aktif menghasilkan karya buku yang bermanfaat luas dan terlindungi.

pembuatan buku ajar
Foto bersama pada acara workshop pembuatan buku ajar.