PIKIRAN RAKYAT – Sebuah alat pendeteksi budidaya ikan berbasis Artificial Intelligence (AI) berhasil dibuat oleh Universitas Widyatama, Bandung. Bekerja sama dengan Universitas INTI International, Malaysia dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang, alat tersebut menjadi terobosan yang bermanfaat untuk petani ikan. Alat ini merupakan bentuk implementasi Widyatama dalam menindaklanjuti konsep Living Lab yang menjadi program Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Desa Cileles yang terletak di Jatinangor, Kabupaten Sumedang menjadi desa yang beruntung lantaran menjadi desa pertama yang menggunakan alat ini. Alat ini telah diresmikan pada Sabtu, 21 Juni 2025 di Cileles. “Pertama berkaitan dengan kegiatan di Cileles, kami sedang melakukan riset terkait alat pendeteksi budidaya ikan lele dan nila yang berbasis AI. Itu sesuai dengan yang digulirkan oleh Dirjen Saintek. Dari hal itu akan ada dampak ke masyarakat yaitu bisa menciptakan UMKM dan industri kreatif,” kata Rektor Universitas Widyatama, Prof. Dr. H. Dadang Suganda, M.Hum saat ditemui Pikiran Rakyat.
“Kemudian karena Sumedang itu menjadi role model kabupaten smart city bagi Indonesia, maka kami bisa merekomendasikan alat pendeteksi ini menjadi alat smart citynya Sumedang dalam bidang yang berkelanjutan. Kemudian kami menggunakan listrik bertenaga solar sel, supaya nantinya kami bisa merekomendasikan bahwa alat pendeteksi ini bisa dimanfaatkan di pelosok Sumedang dan seluruh pelosok Indonesia untuk budidaya ikan berbasis pada AI,” tuturnya. Melalui Living Lab alat pendeteksi budidaya ikan berbasis AI ini, Dadang mengharapkan bisa menjadi penggerak ekonomi kerakyatan berbasis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM. “Salah satu yang kami setting adalah mudah-mudahan nanti budidaya lele dan nila itu akan menjadi semacam pecel lele khusus untuk masyarakat Cileles. Dan kami akan membranding lele Cileles, food court Cileles hasil Living Lab Widyatama bekerja sama dengan INTI International dan Kabupaten Sumedang,” ujarnya.

Dengan kerja sama lintas negara ini, diharapkan bisa menciptakan ilmu baru berbasis AI. Dadang menyebut pemerintah Indonesia melalui Dikti akan memberikan dukungan agar bisa menciptakan teori, ilmu, dan praktik yang berbasis pada AI. “Nah, Widyatama sudah melakukan ini dan sekarang rapat koordinasi untuk mengetes apakah itu canggih atau tidak, dan ternyata hasilnya luar biasa. Kemudian kami juga mendapatkan dukungan dari Kepala Desa Cileles, dari Kabupaten Sumedang, terima kasih pa Bupati, dan juga INTI Malaysia mereka sudah mengeluarkan dana untuk kegiatan ini,” katanya. Menjadi pionir dan akan ‘dipamerkan’ di ASEAN Soal alat ini, para petani ikan nantinya bisa mengecek berbagai hal mulai dari soal kualitas air, kualitas tanah, kualitas udara, dan bahkan bisa mengecek kesehatan satu per satu ikan. Nantinya, petani ikan bisa mengecek hal-hal tersebut melalui aplikasi yang bisa diakses menggunakan berbagai gawai. “Itu yang menjadi kebanggaan kami bahkan pa Bupati sudah berkomitmen bahwa alat ini akan dijadikan sebagai role model budidaya ikan berbasis pada pembangunan berkelanjutan untuk pa Bupati presentasi di Malaysia sebagai smart city di Indonesia,” kata Dadang.
Lebih lanjut, Dadang memastikan bahwa alat pendeteksi budidaya ikan yang digagas Widyatama, INTI International, dan Pemkab Sumedang menjadi yang pertama di dunia. Hal ini didasarkan pada kondisi faktual di tempat yang menjadi lokasi alat ini dipasang yaitu Cileles.
“Sama sekali tidak mengadopsi dari luar, karena kami betul-betul desain berbasis pada kondisi faktual di Desa Cileles dan Kabupaten Sumedang. Karena di alat itu bisa terungkap bagaimana pH airnya, bagaimana pH tanahnya, bagaimana udaranya, bagaimana panasnya, dan bagaimana jenis ikannya. Sehingga nanti akan betul-betul mengakar kondisi faktual di sini,” katanya. “Kalau kita membandingkan yang di Finlandia, mereka kan udaranya beda, iklimnya beda, pH airnya beda, oleh karena itu teori yang kami rekomendasikan akan berdasarkan teori yang sangat aplikatif kepada Indonesia,” tuturnya. Dadang menegaskan kerja sama untuk alat canggih ini akan terus berlanjut dan akan menjadi role model dalam konteks pengembangan budidaya ikan di Indonesia bahkan global.

Sementara itu, Pemkab Sumedang mengucapkan terima kasih telah dipercaya menjadi lokasi penggunaan alat ini untuk pertama kalinya. Alat ini disebut akan sangat berarti dan bermanfaat bagi masyarakat Sumedang. “Kerja sama yang sedang dikembangkan ini sangat luar biasa soal pengembangbiakan lele dan nila yang berbasis AI, kita sudah melihat perkembangan ikan yang dipantau oleh AI itu bisa satu per satu ikannya dilihat. Mudah-mudahan nanti bisa berdampak maksimal buat masyarakat Sumedang dan bisa direplikasi di setiap desa di Sumedang,” kata Kepala Bagian Kerja sama Kabupaten Sumedang, Dr. Asep D Darmawan. “Yang membanggakan hasil dari riset ini akan dibawa pa Bupati ke acara ASEAN Smart City di Malaysia pada Agustus ke depan. Ini adalah sebuah lompatan luar biasa kerja sama antara Widyatama dan Pemkab Sumedang. Pa Bupati mendukung itu dan nanti akan ada proses ya,” ujarnya. Kepala Desa Cileles, Duduy Abdul Holik, S.H mengaku bangga Cileles menjadi lokasi pertama yang dapat menggunakan alat ini. Terlebih alat ini bisa mendukung program ketahanan pangan di Cileles.
“Nilai lebihnya adalah ada inovasi penggunaan berkaitan teknologi AI. Kalau biasanya secara konvensional dalam pengelolaan peternakan dan perikanan, di sini ada teknologi yang luar biasa bagaimana terpantau mulai dari apakah lele itu sehat, normal, sampai dengan layak konsumsi melalui teknologi yang sangat canggih,” katanya. “Harapannya dalam implementasi mudah-mudahan lancar dan dapat membantu masyarakat kami secara khusus umumnya di Kabupaten Sumedang. Sehingga para petani budidaya ikan ini bisa terbantu, karena nantinya lele dari kami akan tersertifikasi, bahwa lele-lele di kami betul-betul higienis, sehat, dan layak konsumsi dengan pendekatan-pendekatan teknologi,” katanya. Widyatama akan menjadikan alat ini sebagai rekomendasi yang berkaitan dengan kebutuhan sains, kebutuhan jurnal, dan kebutuhan jabatan fungsional dosen. Bagi Kabupaten Sumedang, Widyatama akan merekomendasikan penggunaan alat pendeteksi canggih ini, kemudian HAKI dan peningkatan Sumber Daya Manusia untuk kesejahteraan masyarakat Cileles khususnya dan Sumedang dan penciptaan UMKM.***
Sumber Artikel berjudul ” Living Lab Universitas Widyatama Canggih, Hadirkan Alat Pendeteksi Budidaya Ikan Berbasis AI “, selengkapnya dengan link: https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-019435558/living-lab-universitas-widyatama-canggih-hadirkan-alat-pendeteksi-budidaya-ikan-berbasis-ai?page=all