Setia pada Akuntansi, Almamater, dan Cita-cita

Islahuzzaman, Rektor Universitas Widyatama, Universitas Widyatama Bandung, Rektor Indonesia

Kacang yang tak pernah lupa pada kulitnya. Peribahasa itu mungkin tepat merefleksikan perjalanan hidup dan karier Islahuzzaman (61), Rektor Universitas Widyatama Bandung. Mengawali pendidikan sarjana di Jurusan Akuntansi Universitas Widyatama (waktu itu masih bernama Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bandung atau STIEB), Islahuzzaman memutuskan untuk setia mengabdikan diri pada institusi pendidikan yang didirikan pada 1973 ini.

Rabu (25/5), Islahuzzaman ditemui di sela-sela kesibukan hariannya di Kantor Rektor Universitas Widyatama, Jalan Cikutra, Kota Bandung. Mengenakan kemeja batik, Islahuzzaman bertutur mengenai perjalanan karier serta upayanya yang tak kenal lelah dalam mengembangkan dunia pendidikan.

Islahuzzaman adalah tipikal orang yang setia. Dia, misalnya, memutuskan untuk menekuni dunia akuntansi sejak dulu hinga sekarang. Hal itu dibuktikan dengan pendidikan yang ditempuhnya, dari program sarjana hingga doktoral. Dia juga memutuskan untuk terus berkiprah dan memberikan kontribusi bagi universitas yang dipimpinnya itu. Di usianya yang menginjak kekelapa enam, ayah tiga anak itu juga tetap setia dengan cita-citanya, yaitu belajar dan terus belajar.

Setelah merampungkan pendidikan sarjana pada 1984, Islahuzzaman sempat bekerja menjadi karyawan di salahsatu perusahaan BUMN tanah air. Karier cemerlang yang terpampang di depannya ditepinya demi kesempatan mengabdikan diri pada universitas tempatnya menimba ilmu. Meski berkuliah di universitas berbeda ketika menyelesaikan pendidikan magister dan doktor, Islahuzzaman tetap yakin pada satu hal. Hati dan langkahnya tetap bersama Universitas Widyatama.

Islahuzzaman yang sangat tertarik dengan akuntansi berpendapat bahwa, Negara Indonesia sangatlah membutuhkan banyak sekali seorang Akuntan. Dan beliau pun memperlihatkan eksistensinya terhadap studi s-1 s.d. s-3 nya, mengenyam pendidikan Akuntansi. Komitmen dasar menjadi seorang Rektor Universitas Widyatama adalah memperjelas yang tidak jelas dan memperkuat yang lemah. Beliau mengakui, banyak kegamangan yang terjadi di kalangan internal dan itu harus dicari caranya untuk diselesaikan sehingga kita bisa total maju membangun universitas ini bersama-sama.

Soal tenaga pengajar atau dosen menjadi tantangan tersendiri. Dosen merupakan aset penting. Kalau semangat dan kualitas dosen dalam mengajar bagus, kualitas yang lain akan mengikuti. Peningkatan kompetensi dan kualitas staf pengajar merupakan hal yang harus diutamakan, ujarnya.