Mahasiswa Widyatama Dibekali Sertifikasi Internasional SAP

Menurut Data Analisis Departemen Keuangan dalam Dialog Pendidikan Profesi Akuntansi 2009 di Jakarta beberapa waktu lalu, disebutkan bahwa jumlah Akuntan Publik di Indonesia tergolong masih sedikit dibandingkan negara ASEAN lainnya.  Dalam kata lain, Indonesia masih kekurangan akuntan, ungkap Supriyanto Ilyas, Pejabat Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 

Hal ini menjadi salah satu pendorong Fakultas Ekonomi Widyatama untuk terus mengembangkan dan meningkatkan mutu lulusan baik lulusan program D3, (Diploma), S1 (Sarjana), maupun Program Pendidikan Profesi Akuntansi (Akuntan).  Dalam pendirian Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) yang menghasilkan lulusan bergelar Akuntan,  Widyatama merupakan universitas pertama di Jawa Barat yang membuka Program tersebut.

Saat pertama kali berdiri di tahun 1973,  Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama bernama Institut Akuntansi Bandung (IAB) yang kemudian berubah dan populer menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bandung (STIEB) sebelum menjadi Fakultas Ekonomi.  Fakultas Ekonomi Widyatama yang menyelenggarakan pendidikan dalam bidang akuntansi, berupaya secara berkesinambungan dalam menciptakan tenaga-tenaga akuntansi profesional dengan keahlian memadai sesuai perkembangan tuntutan zaman terutama  menyangkut  lima bidang pokok akuntansi yaitu akuntansi  keuangan (financial accounting), akuntansi manajemen (management accounting), perpajakan , sistem informasi akuntansi, dan auditing.

”Pihak Widyatama membuka wawasan terhadap implementasi teknologi yang relevan dengan sistem pengajaran. Demi peningkatan kualitas lulusan,  sekarang ini, Widyatama juga terus mengembangkaan internasionalisasi dalam sistemnya, termasuk melakukan harmonisasi dengan International Financial Reporting Standard (IFRS) sebagai bagian dari materi perkuliahan,” ujar Supriyanto. Supriyanto menambahkan, mahasiswa juga didorong untuk bisa belajar mandiri melalui prinsip learning to learn.  Sesuai dengan kebijakan Rektor Universitas Widyatama, Lulusan Widyatama harus punya dua kompetensi generik, yaitu kemampuan berbahasa asing (terutama bahasa Inggris) serta kompetensi dalam penguasaan teknologi informasi. Untuk lebih meningkatkan mutu lulusannya, Widyatama saat ini juga sedang gencar mengembangkan Softskill Based Teaching Learning Metdhods (SBTLM) dalam proses pembelajaran yang diselenggarakan.

Salah satu upaya lain dalam menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan daya saing tinggi secara global, mulai tahun akademik 2008/2009 Widyatama telah melengkapi proses pembelajarannya dengan  sertifikasi System Application Product atau dikenal dengan sebutan SAP.  SAP merupakan salah satu software aplikasi yang digunakan oleh 80 ribu perusahaan di dunia, termasuk 250 perusahaan di Indonesia.

Universitas yang mengajarkan SAP belum banyak, mengingat biayanya juga tidak murah.  Widyatama menjadi salah satu yang mengadopsi SAP sebagai bagian dari mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa, sehingga lulusannya memiliki sertifikasi internasional SAP.

Keunggulan SAP dikarenakan memiliki modul terintegrasi dan bisa dipecah-pecah sesuai kebutuhan.  Program Studi Akuntansi belajar mengenai modul fundamental dan controlling sesuai penerapan di dunia kerja nantinya.  Sehingga, Lulusan Akuntansi Widyatama siap tempur ke dunia global dan memiliki peluang kerja lebih besar karena banyak perusahaan-perusahaan besar telah menerapkan sistem ini.

Dosen-dosen yang mengajarkan SAP pun tidak bisa sembarangan, harus memiliki sertifikasi, dan dosen Program Studi Akuntansi yang terkait dengan program pembelajaran sudah memiliki sertifikat SAP tersebut.

”Diharapkan kedepannya, mahasiswa Widyatama tidak gagap teknologi, berwawasan global, siap saing, dan siap berprofesi,” papar Supriyanto yang telah bergelut di bidang pendidikan akuntansi sejak tahun 1986.  Tidak sia-sia, berdasarkan penelusuran alumni terakhir, terbukti 77% Lulusan Program Studi Akuntansi Widyatama, berhasil terserap lapangan kerja dengan masa tunggu kurang dari enam bulan.