Hijabers muda dan cantik CEO “Hijab Princess ” Alumni Universitas Widyatama

“Tidak ada sukses yang terlalu muda”. Kalimat itu menjadi salah satu prinsip usaha yang diyakini wanita cantik bernama lengkap Roja Fitridayani ini. Di umurnya yang masih muda, baru menginjak 23 tahun, Roja sudah menjadi CEO usaha hijab di Kota Bandung, Jawa Barat, bernama Hijab Princess. Di kalangan para hijabers, nama Hijab Princess memang sudah tidak asing lagi. Online shop ini telah memasok produknya hingga ke seluruh nusantara. Bahkan tak hanya dipasarkan di dalam negeri, produknya juga telah sampai ke luar negeri, seperti; Malaysia, Brunei hingga Australia.

Wanita yang akrab disapa Oja ini menuturkan, awal mula memulai bisnis hijab berawal dari kegemarannya mengoleksi beragam model hijab. Pada pertengahan 2012, dia sedang menggandrungi kerudung model pashmina. Oja yang pada saat itu masih menjadi mahasiswa semester 4 di Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama mulai sering membeli hijab model tersebut secara online.”Jadi dulu sering beli kerudung model phasmina dari instagram. Belinya online dari Banjarmasin,” ujar Oja saat berbicang dengan Merdeka Bandung, akhir pekan kemarin. Dia kemudian mulai menyadari telah menjadi perempuan yang konsumtif untuk memenuhi kegemarannya itu. Terlebih lagi ongkos kirim dari Banjarmasin ke Bandung memang terbilang mahal untuk ukuran kantong mahasiswa
Sejak saat itu, Oja mulai berpikir untuk membuat kerudung model phasmina sendiri. Dia mulai berkeliling ke pusat-pusat perbelanjaan untuk menemukan bahan kain serupa dengan yang dibelinya dari online shop. Hingga suatu saat Oja menemukan tempat penjualan kain serupa dengan yang dibelinya. Harga bahan kain itu juga terbilang lebih murah. Sejak saat itu Oja kemudian membuat sendiri kerudung phasmina dan menjahitnya di tukang jahit. “Kalau bikin sendiri itu ternyata lebih murah. Aku beli bahannya kemudian dipotong di sana dan dibawa ke tukang jahit,” katanya.

Dari bahan kain berukuran sekitar 2 x 1,5 meter yang dia beli, ternyata banyak sisa kain tidak digunakan. Kain-kain tersebut kemudian dijahit menjadi kerudung cantik sama dengan model kerudung yang digunakan. Setelah itu, Oja kemudian iseng menjualnya.”Aku iseng jual via bbm, ternyata responnya positif. Dari situ yang beli banyak banget. Padahal awalnya enggak niat buat dijual, jadi DP bbm aja,” katanya.

Sejak September 2012, Oja mulai serius untuk menggarap bisnis hijabnya. Dia pun memanfaatkan instagram untuk memasarkan produknya dengan membuat akun @hijabprincess. “Sejak September mulai serius. Alhamdulillah penjualan mulai meningkat secara bertahap. Peningkatan mulai signifikan saat aku bikin hijab Pashmina Diamond Italiano pas akhir 2013. Penjualannya meningkat dua sampai tiga kali lipat,” katanya. Oja kemudian lulus kuliah pada Maret 2014. Dia mulai semakin fokus untuk menggarap usahanya, terutama untuk produk hijab Pashmina Diamond Italiano. Dia bekerja sama dengan supplier asal India untuk memasok bahan kain dari produknya. Produk hijab ini bahkan laris manis di pasaran hingga pernah terjual 4000 pieces dalam tiga hari saja.

Berjalan selama tiga tahun, kini Oja telah mempekerjakan 21 karyawan. Dalam satu bulan Oja menargetkan untuk memproduksi 10 ribu pieces. Saat ini jumlah followers di Instagram sudah mencapai 161 ribu.”Kalau untuk pemasaran hampir seluruh Indonesia. Dari Aceh sampai Maluku, Papua. Ke luar negeri juga ada seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dan Australia,” katanya. Selain memasarkan produknya melalui online shop, Oja juga menjual produknya melalui offline store. Dia memiliki butik sendiri bernama Butik Hijab Princess yang berada di Baltos, Jalan Tamansari, Kota Bandung. Selain di Baltos, Oja bersama rekan sesama pebisnis juga membuka butik di kawasan Dago bernama Alodie.

Keluar dari paradigma ‘you are too young’

Ojan si alumnus

Kesuksesan Roja Fitridayani membangun usaha Hijab Princess seperti sekarang tidak bisa dilepaskan dari salah satu prinsip yang diyakini dalam hidupnya. CEO muda dan cantik ini mengatakan ‘tidak ada sukses yang terlalu muda’. “Karena kalau kita memiliki pola pikir seperti ini, standarnya yang ditetapkan jadi berkurang. Yang tadinya dia bisa mencapai sesuatu tapi karena kata orang dia terlalu muda akhirnya dia mengikuti pola pikir itu. Tadinya pencapaiannya bisa banyak jadi sedikit. Ini yang harus diubah,” ujar Roja kepada Merdeka Bandung.

Oja mengaku pernah mengalami hal tersebut. Namun kemudian dia perlahan mulai mengubah pola pikir tersebut. “Jadi aku berusaha keluar dari paradigma ‘you are too young’. Karena itu benar-benar membuat menjadi mundur, mempersempit pencapaian,” kata Oja yang sedang menempuh program Magister Administrasi Bisnis di ITB ini. Dia melanjutkan, sebagai seorang pengusaha, anak muda harus memiliki jiwa petualang. Seorang pengusaha kata Oja harus berani mengeksplorasi kemampuan yang dimilikinya.

“Bisnis enggak muncul dari orang yang tidak memiliki jiwa petualang. Karena akan banyak yang tidak memperkirakan itu terjadi tapi kemudian terjadi,” terang Oja. Selain itu, dia menambahkan, seorang pengusaha juga harus memiki mental kuat. Dengan mental kuat, seorang pengusaha dilatih untuk mempersiapkan skema hal-hal terburuk sekalipun. “Jadi untuk pengusaha muda, harus dikasih yang jelek-jeleknya dulu. Sehingga dia dapat mempersiapkan mental, misalnya kalau enggak untung. Kemudian harus siap-siap capek. Jangan punya pikiran jadi bos,” terang Oja. Selain itu, seorang pengusaha juga harus selalu memiliki inovasi terhadap produk. Hal itu pula yang dia terapkan di Hijab Princess. Oja juga menerapkan beragam inovasi di brand miliknya tersebut. “Kalau di Hijab Princess bikin Hijab Diamond Italiano Royal. Selain jahitannya beda, itu ada crown (mahkota). Namun ini khusus untuk yang premium aja,” terang Oja memungkasi. Dikutip dari Bandung.merdeka.com